Waspadai Dampak Fenomena La Nina

WASPADA CUACA EKSTREM: Kepala DPKPB Purwakarta Wahyu Wibosono mengingatkan dampak fenomena la nina
PURWAKARTA, RAKA – Fenomena la nina bisa memajukan musim hujan lebih awal dari seharusnya. Kondisi tersebut juga berpotensi menyebabkan bencana alam karena curah hujan, seperti longsor, banjir dan angin puting beliung.
Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Purwakarta mesti bersiap menghadapi potensi dampak dari la nina. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono mengatakan, seharusnya sekarang ini sedang musim kering. Namun karena la nina, bulan Oktober sampai Desember hujan.
“Perkiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), puncak musim hujan di Kabupaten Purwakarta kemungkinan sampai bulan Februari 2022,” ucap pria yang akrab disapa Wibi, saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam, sambung dia, Pemkab Purwakarta melalui DPKPB mempersiapkan Rencana Kontijensi Bencana di Kabupaten Purwakarta. Pemkab Purwakarta kata Wibi, sudah melakukan pengkajian terkait dengan antisipasi risiko bencana memasuki musim hujan yang akan datang. “La nina itu kalau kita menyebutnya hidrometeorologi. Kami juga pada bulan September 2021 sudah berkirim surat ke seluruh desa dan camat di Kabupaten Purwakarta soal potensi la nina,” ujarnya.
Wibi menyebut jika melihat peta seluruh wilayah berpotensi longsor pada musim penghujan ini. Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat tetap waspada ketika turun hujan, apalagi jika intensitasnya tinggi. “Kami telah menguatkan komunikasi dengan seluruh pihak terkait, termasuk menyiagakan pasukan gabungan yang terdiri dari unsur TNI/Polri, BPBD, Tagana, termasuk relawan dari forum relawan penanggulangan bencana dan pramuka,” ungkapnya.
Selain pasukan, dia juga mengaku telah menyiagakan peralatan untuk penanggulangan bencana alam, diantaranya perahu karet, alat selam, alat berat yang dibantu dari dinas teknis, dapur umum, termasuk tim dan peralatan kesehatan. “Ini sebagai antisipasi, mudah-mudahan bencana alam tidak terjadi. Terpenting kita harus jaga alam, maka alam pun akan menjaga kita,” pungkasnya. (gan)