Pijat Bayi, Siapa Sebaiknya yang Melakukan?

Berkembangnya pelayanan kesehatan komplementer di negara maju, juga mempengaruhi negara berkembang. Pijat bayi bukan sebuah pelayanan baru, tetapi sudah menjadi tradisi di Indonesia bahkan di beberapa negara lainnya.
Pijat bayi yang bekembang saat ini sedikit berbeda dengan apa yang sudah dilakukan secara turun temurun di Indonesia. Bila sebelumnya Pijat bayi dilakukan untuk mengatasi bayi rewel, demam atau ada gangguan kesehatan lainnya, maka yang dilakuakn saat ini merupakan sebuah upaya promotif dan prefentif dalam meningkatkan kesehata anak.
Saat ini banyak kita temukan tenaga kesehatan, khususnya bidan yang memberikan pelayanan pijat bayi. Berkembangnya palayanan ini seiring dengan meningkatnya antusias masyarakat terhadap jenis pelayanan ini. Pasangan keluarga muda yang cenderung lebih aktif dalam pengunaan social media, banyak yang tertarik memanfaatkan layanan tersebut. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa praktik kebidanan yang memberikan pelayanan pijat bayi berdasarkan permintaan klien. Biasanya bidan memberikan pelayanan pijat bayi sejalan dengan Baby Spa.
Banyak jenis dan tekhnik pijat bayi yang berkembang saat ini, tetapi bila kita lihat lebih lanjut pada dasarnya pijat bayi merupakan salah satu cara untuk melancarkan sirkulasi darah ke seluruh. Pijat bayi yang dilakukan dengan memberi sentuhan ringan dan lembut pada kulit bayi akan menimbukan vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah, sehingga peredaran darah keseluruh tubuh akan lebih lancar. Bila sirkulasi darah lancar keseluruh tubuh, akan disertai dengan lancarnya peredaran oksigen didalam tubuh.
Okigen bukan hanya diperlukan sebagai pengerak nafas, tetapi banyak fungsi oksigen lainnya, bahkan oksigen juga dibutuhkan untuk memaksimalkan daya ingat dan sangat membuat manusia untuk berfikir lebih tenang. Selain itu oksigen yang ada dalam darah berperan dalam pengantian tubuh tubuh yang rusak, menyiapkan energi dan pendukung imunitas tubuh. Tidak heran bila pijak bayi dapat berdampak kepada peningkatan berat badan. Bayi menjadi tidak rewel dan beberapa dampak positif lainnya. Serrano (2010) mengatakn bahwa bayi yang dipijat senjak usia 15 hari selama 10 – 15 menit berat badannya meningakat dibandingkan bayi yang tidak dipijat.
Kulit sebagai salah satu indra manusia sudah dapat berfungsi sejak bayi, sehingga ketika kulit bayi diransang dengan sentuhan ringan dan lembut, bayi akan merasakan kenyamanan. Sentuhan yang dilakuka saat memberikan pijatan lembut kepada bayi, juga merupakan salah satu proses komunikasi yang efektif antara ibu dan anak. Kontak kulit (skin to skin), kontak mata, ekspresi wajah yang disertai dengan komunikasi verbal selama pemijatan,merupakan cara komunikasi yang efektif antara orang tua dan bayi. Proses ini dapat meningkatkan boundiing anatara orang tua dan anak. Keterikatan batin ini akan meningkatkan rasa tenang, dengan demikian ikatan batin anatara orang tua dan anak akan semakin terbangun.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pijat bayi. Pertama, melakukan pijat bayi tidak boleh ada keterpaksaan, baik oleh ibu yang melakukan ataupun pada bayi. Lakukanlah pemijatan ketika bayi dan ibu dalam kodisi rileks, tandapa ada rasa terpaksa dari salah satu atau keduanya. Kedua, pemijatan bayi sebaiknya dilakukan sebelum atau setelah bayi mandi, 1 sampai 2 kali sehari selama 10 – 15 menit dan dapat ditingkatkan sesuai usia anak. Ketiga, hindari melakukan pemijatan setelah bayi makan atau minum, lakukanlah pemijatan paling tidak 30 menit kemudian. Keempat, selama proses pemijatan, orang tua harus berbicara dengan anak, dengan demikian anak akan melihat kepada orang tua, sehingga akan respon sensorik yang positif akan terbangun. Kelima, tidak membangunkan anak karena alasan akan di pijat dan menentukan posisi tertentu pada anak saat dipijat, karean kedua hal ini akan menimbukan rasa keterpaksaan pada anak.
Dari beberapa aspek di atas, menisyaratkan bahwa melakukan pijatan bayi tidak dapat diserahkan kepada orang lain tetapi harus dilakukan oleh ibu atau ayah di rumah. Jika kita membawa anak ke tempat lain atau mendatangkan tenaga lain untuk melakukan pemijatan, tentu ada beberapa yang tidak terpenuhi. Selain itu pemijatan yang memberi dampak terhadap pertumbuhan bayi adalah pemijatan yang dilakukan secara rutin setiap hari. Bila pemijatan dilakukan diserahkan kepada orang lain, berapa biaya yang akan dikeluarkan, dan bagaimana bila dalam kondisi tertentu tidak memungkinkan membawa bayi keluar rumah. Pijat bukan hanya dilakukan kepada bayi, tetapi dapat dilakukan sampai anak usia 4 tahun, sehingga ini mempertegas bahwa penijatan yang daianjurkan dilakukan oleh orang tua sendiri.
Sudah waktunya ayah dan bunda yang berlatih melakukan pijatan bayi, bukan lagi membawa bayi atau anak ke pelayanan yang menyediakan pemijatan bayinya. Melakukan pemijatan pada bayi sendiri berarti sudah memberikan perhatian khusus kepada mereka. Selain penijatan dapat meningkatkan komunikasi orang tua dan anak serta meningkatkan rasa percaya diri dalam melakukan pengasuahan. Selama melakukan pemijatan, setiap respon anak akan terpantau oleh orang tua, begitu juga sebaliknya, dengan demikian orang tua dan anak akan semakin dekat, dan kesempatan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak juga dapat dilakukan secara maksimal. Perawatan yang paling efektif itu apabila dapatdilakukan oleh klien secara mandiri. Merawat anak adalah tugas kita sebagai orangtua. (*)