HEADLINEKARAWANG

Jalanan Sepi, Warung Jamu Ramai

Malam Tahun Baruan di Karawang

KARAWANG, RAKA – Malam pergantian tahun di Karawang tanpa perayaan dan pesta kembang api. Sejumlah lokasi yang biasanya menjadi tempat perayaan dan pusat perkumpulan seperti Galuh Mas, Alun-alun, dan Lapang Karangpawitan ditutup. Selain beberapa lokasi yang biasanya menjadi titik keramaian pada malam tahun baru ditutup, sejumlah akses jalan di seputaran Karawang kota juga dilakukan penyekatan. Diantaranya lampu merah DPRD, bundaran Mega Mal, Tuparev, lampu merah RMK, dan Galuh Mas. Tim gabungan Polri, TNI, Dishub, Satpol PP dan juga linmas terlihat menjaga ketat titik-titik yang dilakukan penyekatan.

Pantauan Radar Karawang, sejak pukul 18.30 WIB hingga malam hari di Lapang Karangpawitan terlihat gelap dan sepi. Tidak ada kerumunan masyarakat di tempat yang biasanya dijadikan titik perayaan malam pergantian tahun di Karawang itu. Beberapa personel gabungan juga terlihat berjaga di lokasi agar tidak ada kerumunan masyarakat. “Baru kali ini tahun baruan di Karawang. Denger-denger dari cerita teman sih katanya di sini (Karangpawitan) tempat nongkrongnya. Tapi ternyata lagi PPKM jadi gabut. Pengennya ilang aja PPKM dan kembali normal,” ucap Cindy Racelia (19) warga Indramayu yang menetap di Jatirasa, Karawang Barat.

Dia mengaku sudah beberapa bulan di Karawang. Ia tinggal bersama kedua temannya di salah satu kontrakan di daerah Jatirasa, ingin mengetahui pesta perayaan pergantian tahun baru di Karawang. Alhasil, mereka jalan kaki ke Lapang Karangpawitan. “Ngga tahu bakal ditutup, makanya kita ke sini sambil jalan-jalan aja. Tapi ternyata sepi,” ujarnya.
Suryana (24) yang datang dari Badami juga mengatakan, pada malam tahun baru biasanya di Lapang Karangpawitan pasti dipadati oleh masyarakat untuk merayakannya. “Biasanya di KP, tapi ditutup ya bingung mau kemana lagi,” ucapnya.
Hal serupa juga terjadi di Cikampek. Suasana pergantian malam tahun baru di jembatan layang Cikampek yang biasanya ramai terlihat sepi. Salah satu warga Cikampek, Fikri (22) mengatakan, kondisi pergantian malam tahun baru di jembatan layang berbeda dengan tahun lalu. Kini jembatan Cikampek yang biasanya menjadi pusat berkumpulnya warga terlihat lebih sepi. “Di atas maupun di bawah jembatan kelihatan sepi banget,” ucapnya.

Ia menambahkan, selain sepi, kondisi jembatan layang dinilai kondusif, karena tidak terlihat keributan atau kerusuhan yang terjadi. Berbeda dengan tahun lalu yang banyak sekali ditemukan aksi konvoi serta keributan yang membuat warga tidak nyaman. Ia mengaku, kondusifitas tersebut bisa terjadi karena banyaknya petugas kepolisian, TNI, dan para komunitas yang ikut serta melakukan pengamanan. Sejak pukul 18.00 saja lalu lintas di jembatan layang benar-benar dijaga ketat. “Jadi warga tidak ada yang lawan arus, mereka disuruh putar balik,” akunya.

Ditutupnya Lapangan Karangpawitan sebagai tempat perayaan malam tahun baru, dikeluhkan oleh para pedagang. Kondisi tersebut menjadi kerugian bagi mereka. Pasalnya, pada malam pergantian tahun biasanya mendapatkan banyak penghasilan dari ladang berjualannya. “Biasanya kita panen kalau tahun baru. Dari sore sampai jam 12 malam itu bisa sejuta bahkan 1,5 juta,” ujar Sumiati salah seorang pedagang di sekitaran Lapang Karangpawitan.

Sumiati yang sudah berjualan sejak tahun 2005 mengatakan, malam pergantian tahun ini merupakan malam tahun baru yang paling kelabu. Karena tahun sebelumnya meski di tengah pandemi dan pembatasan, tetapi masih ada yang berjualan terompet dan banyak pengunjung. Seorang ibu yang bertempat tinggal di Kelurahan Nagasari itu mengaku, sudah tahu sebelumnya bahwa pada malam tahun baru tidak akan ada perayaan di Karangpawitan. Namun, sebagai seorang pedagang ia tetap membuka warung kelontongnya dan berharap semoga malam itu ramai. “Tadinya kan semoga rame. Eh malah sepi, baru dapat uang 100 ribu dari sore. Tahun kemarin masih mending,” ungkapnya.

Tidak hanya bagi pedagang, ditutupnya Lapang Karangpawitan juga dikeluhkan petugas parkir di kawasan Islamic Center, Hendrik. Karena tidak ada pengunjung yang datang, ia pun tidak mendapatkan penghasilan pada malam itu. Padahal, pada hari-hari biasa dari sore sampai malam itu paling sedikit 150 ribu dari hasil jaga parkir. “Dari jam 7 sampai pukul sekarang baru dapat 18 ribu,” ucapnya sambil menunjukan uang di tangannya.

Beda halnya dengan penjual minuman beralkohol, pergantian malam tahun baru merupakan momentum bagi anak muda untuk bersenang-senang dengan berpesta minuman keras. Hal ini terlihat dengan banyaknya pemuda yang membeli minuman beralkohol di beberapa depot penjual minuman di sekitaran Karawang kota, baik di dekat Gor Panatayudha atau di dekat flyover Gonggo di Jalan Niaga. Dalam pantauan wartawan, ada sekitar belasan anak muda mondar-mandir membeli minuman memabukan di salah satu tempat penjual minuman beralkohol di tempat tersebut.

Seorang pembeli yang berasal dari Karawang Barat berinisial YF (25) mengatakan, membeli minuman beralkohol untuk pesta menyambut malam tahun baru di rumah temannya yang berada di Adiarsa. “Kami bakar-bakar ikan, kalau tidak disertai dengan minum alkohol serasa ada yang kurang,” katanya kepada Radar Karawang.

Pemuda tersebut menambahkan, pesta minuman beralkohol sudah menjadi suatu tradisi dan menjadi kebiasaan anak-anak muda dan teman-temannya saat pergantian malam tahun baru. “Kalau tiap malam tahun baru sih pasti kita mengadakan pesta, yang tentunya juga pasti ada minuman beralkohol,” tambahnya.

Wakil Ketua Bidang Pemuda DPD Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Kabupaten Karawang Dede Saron sangat menyayangkan masih banyaknya penjual minuman keras yang terang-terangan secara terbuka di kawasan perkotaan. “Kita ini kan sudah punya perda (peraturan daerah) larangan minuman beralkohol, tentunya harus ditegakan. Satpol PP dan pihak kepolisian juga seharusnya merazia miras, dan bertindak tegas juga saat malam tahun baru agar penjual minuman tidak dengan bebas menjual minuman beralkohol,” pungkasnya.

Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono mengatakan, pihaknya sudah menempatkan personel gabungan di beberapa titik yang dilakukan penyekatan. Sehingga masyarakat yang hendak menuju tempat-tempat yang biasanya dijadikan pusat perayaan akan dialihkan dan diputar balik. “Sifatnya dialihkan dan diputar balik. Total pasukan 825 gabungan TNI, Polri dan mitra serta intansi terkait,” ucapnya.

Selain itu, bupati dan wakil bupati Karawang beserta kapolres dan Dandim 0604 Karawang juga melakukan patroli, dan mendatangi sejumlah tempat hiburan baik cafe atau bar untuk memastikan tidak adanya kegiatan kerumunan atau pesta pada malam tahun baru. “Kita tahun ini tahun kedua menghadapi pandemi Covid-19, walaupun saat ini situasi Karawang dan Indonesia stabil. Namun alahkah baiknya tetap ada tidakan pencegahan mengenai Covid-19. Di Karawang tidak ada acara besar-besaran yaitu di hotel, restoran, dan tempat hiburan,” ujar Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.

Sementara itu, Kapolsek Cikampek Kompol Ahmad Mulyana mengungkapkan, pergantian malam tahun baru di wilayah Cikampek cukup aman, karena setiap personel disimpan di beberapa, titik salah satunya di jembatan layang Cikampek. “Jadi tidak ada warga yang nongkrong di atas jembatan, mulai pukul 22.00 kita mulai bubarkan. Kita bersyukur, berkat kerja keras dan bantuan warga kita bisa membuat wilayah Cikampek kondusif pada pesta tahun baru ini,” pungkasnya. (nce/mal/cr8)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button