Waria Bikin Risih
CIKAMPEK, RAKA – Sempat tidak terlihat, waria di bawah kolong jembatan Cikampek kembali eksis menunggu pelanggan. Bahkan, sesekali mereka menggoda pengendara motor yang sama sekali tidak tertarik dengan mereka.
Keberadaan perempuan jadi-jadian itu bukan tanpa sebab. Selain jarang diawasi, mereka seakan dianggap maklum. Jika seseorang yang tidak biasa dengan godaan para waria itu, tentu akan merasa risih bahkan ketakutan dan lari. Bahkan yang lebih parahnya lagi, para waria itu juga sering menarik-narik baju orang yang digodanya.
Asman (32) warga Kampung Baru mengatakan, setiap malam dia melihat waria nongkrong di kolong jembatan. Keberadaan mereka seakan bebas tanpa ada tindakan dari Satpol PP. “Suka deg-degan takut juga kalau lewat mereka,” ujarnya kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, seharusnya mereka dibina agar kembali ke jalan yang benar. “Mungkin saja mereka jadi seperti itu, karena tidak ada yang menyadarkan mereka,” ungkapnya.
Beda halnya dengan Sri (22) warga Desa Cikampek Barat. Ia mengaku keberadaan waria tersebu bisa menjadi pemicu penyebaran penyakit HIV/AIDS. “Kita tidak pernah tahu apakah waria itu sehat atau tidak,” tuturnya.
Menanggapi itu, Ujang Masyur, sekretaris Desa Cikampek Kota menyampaikan, sulit untuk menghilangkan para waria yang mangkal di bawah jembatan Cikampek. Terlebih, mengenai keberadaan waria bukan kewenangan desa untuk menindaknya. “Gimana ya, emang sih mengganggu sosial masyarakat. Emang jarang ada patroli jadi banyak yang mangkal,” kata Ujang kepada Radar Karawang.
Kasi Trantib Kecamatan Cikampek Tito Yunianto mengaku sering melakukan patroli untuk menanggulangi banyaknya waria yang mangkal. Namun, tetap saja para waria tersebut masih sering nongkrong di tempat tersebut. “Patroli kadang kita seminggu 3 kali. Tapi susah, karena ketika mau ditangkap juga udah pada lari,” ungkapnya.
Dikatakan Tito, penanganan waria tidak ada pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Sosial seperti para gepeng. Maka ketika dirazia, para waria itu hanya dibawa ke kantor kecamatan dan diberikan pembinaan. “Kalau waria paling dibawa terus diberikan pembinaan di kecamatan. Kalau gepeng kan langsung dibawa ke Dinsos,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, ada sekitar 10 orang lebih waria yang sering mangkal di bawah jembatan Cikampek. “Kebanyakan bukan orang Cikampek, tapi pendatang yang pada ngontrak,” pungkasnya. (cr2/psn)