Karawang

Sekolah Tatap Muka Diizinkan, Guru Tunggu Edaran Disdikpora

KARAWANG, RAKA – Satuan pendidikan di wilayah Jawa Barat diizinkan melakukan pembelajaran tatap muka. Hanya saja, penyelenggaraan PTM ini harus sesuai dengan situasi Covid-19 di daerah masing-masing.
Pemberian keleluasaan melaksanakan pendidikan tatap muka tersebut ditegaskan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Diperbolehkannya pembelajaran langsung tersebut juga seirama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, telah mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) digelar 100 persen bagi kota atau kabupaten PPKM level 1 dan 2. Termasuk satu di antaranya Kabupaten Sukabumi PPKM level 1. “Silahkan PTM dan ambil sesuai keputusan situasi, karena Jawa Barat itu terlalu luas. Jadi bagi di Depok contohnya, nah itu sudah diturunkan tinggal 25 persen, Bandung juga sama,” ujar Ridwan Kamil seusai meresmikan dua destinasi wisata Pantai Kawanghawu Kecamatan Cisolok dan Curug Sodong Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi Kamis (10/2).
Untuk daerah-daerah yang penyebaran virus omicronnya 20 persen di 21 kota/kabupaten, selama tidak ada kasus yang signifikan, PTM jalan terus saja. “Sudah 2 tahun anak-anak sekolah online, itu kurang maksimal,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri Rengasdengklok 2 Didi Salahuddin menyebut, pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah diberlakukan sejak 3 Februari 2022 lalu. Kata dia, biasanya surat edaran itu untuk 14 hari ke depan, tapi sampai sekarang pihaknya belum mendapat informasi lebih lanjut sampai kapan pembelajaran daring ini akan berakhir. “Saya belum dapat informasi lagi apakah PJJ di perpanjang atau tidak,” ucapnya, Kamis (10/2).
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Karawang Suri Andana menyebut, pemberlakuan pembelajaran jarak jauh masih berlangsung, sebagaimana instruksi dari bupati dan surat edaran Dinas Pendidikan Karawang bahwa PJJ ini dari tanggal 3 sampai 19 Februari. Pihaknya mengaku belum memastikan pembelajaran tatap muka akan diberlakukan. “Kita sambil nunggu edaran berikutnya,” imbuhnya.
Suri menyebut, mayoritas siswa SMP sudah disuntik vaksin dosis satu dan dua, bahkan menurut data di siswa setiap SMP rata-rata sudah 99 persen yang divaksin. Kemudian capaian vaksinasi dosis tiga untuk guru sudah mencapai 88 persen. “Yang 20 persennya menunggu jadwal vaksin berikutnya, karna sebagai dasarnya vakasin ke dua,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Korwilcambidik Rengasdengklok Rusta Anzela, dia mengaku sampai saat ini belum melaksanakan pembelajaran tatap muka di wilayah kerjanya.
“Kalaupun ada siswa yang ke sekolah, itu hanya untuk divaksin, karena vaksinasi dosis dua sedang berlangsung,” pungkasnya. (mra/rs)

Related Articles

Back to top button