Kedelai Mahal, Perajin Tahu Bakal Mogok Produksi
KARAWANG, RAKA – Mahalnya harga kedelai yang mencapai Rp11.250 per satu kilogram, membuat perajin tahu kelimpungan. Akibatnya, perajin mengurangi jumlah produksi agar tidak rugi. Bahkan, perajin merencanakan mogok kerja.
Pemilik pabrik tahu di Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat HR menyampaikan, kenaikan harga kedelai yang melonjak tinggi di pasar, sangat dirasakan dampaknya, dia sudah mulai mengurangi jumlah produksi. Penjualan pun menjadi berkurang. Sebelum harga kedelai naik, dalam satu hari dapat memproduksi lebih dari lima kuintal tahu. Saat ini hanya dapat memproduksi lima kuintal tahu. “Dampaknya ya produksi dikurangi, terus penjualan juga kan beda ya. Ini lima kuintal tahu kalau sekarang, sebelumnya sampai tujuh kuintal kadang lebih. Penurunannya lima puluh persen lebih,” ujarnya, Rabu (16/2).
Ia tidak dapat mengurangi ukuran tahu, khawatir pelanggan meninggalkannya. Kemudian harga tahu yang dipasarkan pun tidak ada perubahan. Saat ini harga kedelai sebesar Rp11.250 untuk satu kilogram. Sebelumnya harga kedelai sebesar Rp9.600 hingga R[9.700 untuk satu kilogram. Rencanya, seluruh pemilik usaha tahu yang di Kabupaten Karawang akan melakukan pemberhentian produksi tahu dari Senin (21/2) hingga Rabu (23/2). “Sekarang alhamdulillah kita masih bisa bertahan untuk membayar karyawan. Kita juga nyari solusi untuk ke depannya. Rencana saya dan teman-teman yang lain akan mogok produksi nanti di 21 Februari sampai 23 Februari. Semoga hal itu bisa membuat pemerintah mengambil tindakan untuk permasalahan ini,” ungkapnya.
Triyono, pemilik usaha tahu sumedang pun mengaku terkena dampak kenaikan bahan baku tahu. Ia mengambil tindakan dengan melakukan perubahan ukuran tahu tanpa menaikkan harga tahu Sumedang. “Pasti kena dampaknya juga, apalagi kenaikan itu di bahan baku. Saya mensiati dengan mengurangi ukuran tahu. Kalau harga belum naik. Sementara ini masih sama harga per tahu Sumedang sebesar 600,” pungkasnya. (nad)
