HEADLINEUncategorized

42.094 Orang Sukses Kalahkan Corona, 98 Persen Pasien Sembuh

KARAWANG, RAKA – Grafik penderita corona dalam satu bulan terakhir ini terus menanjak naik. Dalam catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang hingga kemarin, jumlah pasien corona yang dirawat mencapai 228 orang, bertambah 16 orang dari hari sebelumnya. Sebanyak 2.115 orang isolasi mandiri, bertambah 277 orang dari hari sebelumnya. Meninggal 1.891 orang, bertambah empat orang dari hari sebelumnya. Namun, perlu dicermati, ada 42.094 orang berhasil mengalahkan corona, bertambah 70 orang dari hari sebelumnya.
Melihat data tersebut, bagi anda yang hari ini terbaring karena terserang virus yang berawal dari Tiongkok itu, jangan putus harapan. Yakin sembuh, karena sudah ada puluhan ribu orang yang berhasil mengalahkan Covid-19.
Pasangan suami istri Andi Jayadi (41) dan Nevi Shanty Lestari (42) misalnya, warga Kelurahan Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat, itu berhasil sembuh setelah 24 hari menjalani perwatan di Rumah Sakit Paru Jatisari. Andi menceritakan, pada pertengahan Maret lalu dirinya sempat menyambangi Bekasi, sepulangnya ke Karawang dia mengalami demam dan gangguan pernapasan. Dia telah beberapa kali memeriksakan diri ke rumah sakit dan puskesmas, tetapi hanya didiagnosis mengalami infeksi saluran pernapasan atas. Ia pun melakukan rawat jalan dengan statusnya sebagai pasien dalam pengawasan (PDP), demamnya pada akhir Maret telah berlalu dan digantikan dengan berkurangnya fungsi penciuman. “Saat itu saya ingin memastikan apakah saya positif atau tidak,” katanya.
Andi akhirnya bisa mengikuti tes rapid masal. Hasil tes awal Andi dinyatakan negatif, tetapi siang harinya dia dihubungi Dinas Kesehatan untuk melakukan tes ulang. Saat itu dia sudah berpikir negatif, ia pun mengajak istrinya untuk turut serta melakukan tes, sebab selama ini ia selalu bersama sang istri. Hasilnya, sampel darahnya dinyatakan reaktif, sedangkan sampel darah sang istri dinyatakan positif. Pada hari itu pula keduanya langsung dibawa ke RS Paru Jatisari. Andi mengaku hari-hari pertamanya melakukan perawatan karantina di rumah sakit mengalami stres. Pikiran negatif bahwa pasien positif corona indentik dengan kematian melekat di kepalanya. Bahkan ia sempat mengalami hipertensi karena beban pikiran. Namun keluarga, kerabat, dan rekan-rekan kerjanya selalu menyemangati dan meyakinkan bahwa banyak pasien positif corona yang bisa sembuh. Semangat itu juga didapatkan oleh Nevi dari sesama pasien positif corona di rumah sakit terutama yang satu ruangan dengannya. Hampir satu bulan berada di tempat yang sama, tentunya membentuk rasa kekeluargaan. Alhasil, dia dan istrinya berhasil sembuh.
Imam Al Husaeri Bahanan, kabid Dalduk Advokasi Data dan Informasi DPPKB Karawang. Ia dinyatakan positif bersama dua staf lain di tempatnya bekerja pada Rabu, 28 Oktober 2020 lalu. Mendengar kabar ini langsung dari rekannya yang bekerja di Dinas Kesehatan Karawang, Imam mengaku sempat tidak mampu berpikir sepersekian detik sampai akhirnya ia sadar petikan firman Allah pada surat Annisa ayat 19, “Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
Bagi Imam, sabar dan ikhlas menjadi kunci menghadapi penyakit yang menghampirinya. Ia pun segera mengabari orang-orang terdekatnya seperti keluarga, lingkungan kerja dan rekan lainnya melalui grup Whatsapp. Hal ini agar mempermudah tracing siapa saja yang pernah kontak erat dengannya beberapa waktu terakhir. Bahkan ia juga sengaja umumkan statusnya dan kerap update status Whatsapp selama isolasi. “Agak lebay memang, tapi buat saya hal ini sebuah advokasi dan kampanye, bagaimana seharusnya keluarga, tetangga, dan lingkungan terdekat bersikap terhadap suatu kasus positif Covid-19,” tuturnya.
Malam pertama masa karantina terasa sulit ia jalani, ia menghibur diri dengan menjelajahi tiga lantai gedung tempatnya dirawat. Akihirnya dia pun sembuh dari corona. Melalui ceritanya ini Imam ingin menyampaikan bahwa Covid-19 adalah konspirasi Allah Yang Maha Baik melalui takdirnya. Ia tak menuduh ini konspirasi jahat pemerintah atau konspirasi global yang membuat pemerintah tak berdaya, malah sebaliknya celotehan yang mengatakan tidak ada Covid-19 adalah konspirasi jahat yang sebenarnya. “
Covid-19 adalah nyata konspirasi allah agar kita semakin bertaqwa, bagaimanapun caranya kita tertular, tugas kita adalah memaknai suatu hikmah, selalu bersyukur, senantiasa berbagi, menyayangi keluarga, mematuhi protokol kesehatan dan selalu bahagia menjalani hidup,” pungkasnya. (nce/mal)

Related Articles

Back to top button