Wisata Mangrove Bikin Karawang Menggeliat
CILAMAYA, RAKA – Kabupaten Karawang dalam waktu dekat akan memiliki destinasi ekowisata mangrove baru yang terletak di Dusun Pasirputih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon.
Keberadaan destinasi wisata ini diharapkan akan menggerakkan ekonomi warga setempat yang sebagian besar bermatapencarian sebagai nelayan rajungan.
Sayangnya, 938 kepala keluarga di dusun itu terancam pengikisan permukaan tanah akibat hempasan ombak alias abrasi yang menjadi permasalahan klasik di area pesisir.
Kelompok nelayan di dusun tersebut kemudian memanfaatkan 20 hektare lahan dengan melakukan penanaman 90.000 mangrove. Selain menyelesaikan permasalahan abrasi, hutan mangrove tersebut juga bisa menjadi ekowisata terintegrasi dengan potensi terumbu karang di laut Karawang.
Walaupun pengembangan program sedang dilakukan, saat ini hutan mangrove Dusun Pasirputih sudah ramai didatangi pengunjung, terutama di sore hari, saat matahari terbenam yang menampilkan pemandangan yang indah.
Diperkirakan selama setahun terakhir sudah terdapat sekitar 2.160 pengunjung di lokasi tersebut. “Kami berharap program ini akan menjadi awal yang baik untuk mewujudkan kesejahteraan untuk nelayan di desa kami. Untuk mencapainya, kami tidak berjalan sendiri. Terdapat keterlibatan perusahaan migas PHE ONWJ dan Dinas Kelautan dan Perikanan Karawang, sehingga kami optimis dusun kami bisa maju dan memperkaya tujuan wisata Karawang,” ujar Ketua Kelompok Petani Mangrove Pasirputih Sahari, Rabu (5/12).
Selain berguna untuk menangkal abrasi, hutan mangrove ini juga memberikan manfaat untuk lingkungan berupa serapan karbon. Selain itu, mangrove juga akan mengundang ikan untuk hidup di sana karena akar pohon mangrove menyimpan sumber makanan ikan.
Untuk meningkatkan kapasitas kelompok mengelola ekowisata di area pesisir, kelompok ini belajar dari Kelompok Tani Desa Cilamaya Girang, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, binaan PHE ONWJ yang berhasil membangun ekowisata Kapal Kehati GreenThink di atas lahan seluas 2.5 hektare.
“Walaupun berbeda kabupaten, lokasi kami tidak jauh, hanya sekitar 18 km jalur darat. Kami berharap ilmu yang kami dapatkan selama mengelola ekowisata di Kapal Kehati GreenThink ini bisa kami tularkan untuk saudara-saudara kami, sehingga kami bisa saling belajar dan maju bersama,” kata Ketua Kelompok Tani GreenThink Aruji Kartawinata.
Selain mangrove, Dusun Pasirputih juga dikenal sebagai salah satu sentra rajungan terbesar di Jawa Barat. Potensi ini kemudian dikembangkan dengan pembentukan kelompok UKM dari istri nelayan untuk membuat produk makanan dari rajungan. Diharapkan kedepan semakin banyak istri nelayan yang aktif di kelompok, sehingga mereka bisa berkontribusi mendukung kegiatan ekonomi keluarga.
“Kami selalu berupaya program yang dijalankan bisa menyumbangkan solusi terhadap permasalahan lingkungan dan sosial untuk warga di sekitar wilayah operasi kami. Kami sangat bangga warga Dusun Pasir Putih ini telah menunjukkan tekad yang kuat untuk maju,” kata Humas PHE Agus Sudaryanto.
Program ini bermula dari program Orang Tua Asuh Pohon (OTAP) karyawan PHE ONWJ, dimana pekerja menyumbang setiap 1 bibit pohon dan perusahaan juga menyumbang dalam jumlah yang sama. Inovasi program ekowisata mangroeve sebagai salah satu solusi.
Selama ini program sabuk pantai dengan pembangunan turap yang memakan biaya cukup mahal merupakan program pemerintah. Namun alternatif lainnya yaitu berupa pengembangan program ekowisata mangrove di Dusun PasirPutih, menjadi bagian yang berkontribusi terhadap penyelesaian masalah abrasi.
Berawal dari inisiasi masyarakat setempat melalui Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (KKPMP) bekerjasama dengan Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Karawang melalui Program Pusat Restorasi & Pembelajaran Mangrove, serta dukungan dari PT PHE ONWJ melalui program unggulan pemberdyaan masyarakat.
Sejak program kemitraan ini berjalan, telah menghasilkan perubahan yang sangat signifikan bagi ekosistem pesisir dan perubahan perilaku masyarakat setempat. Cakupan lahan mangrove seluas 20 hektare ini telah ditumbuhi lebih dari 96 ribu lebih mangrove. Penunjang fasilitas edukasi menjadi bagian penting dalam program ini, telah dibangun jalan trekking lebih dari 200 meter, sarana air bersih dan saung pertemuan.
Keberadaan program ini memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan, jumlah pengunjung yang meningkat terutama di hari libur menjadi gambaran bahwa ke depannya akan menjadi destinasi wisata pesisir di Karawang.
Peran PHE ONWJ dan Dinas Kelautan Kabupaten Karawang memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan kawasan pesisir yang berkelanjutan lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Sebagai pusat pendidikan lingkungan bagi seluruh sekolah dan warga Karawang, sehingga paham untuk berpartisipasi dalam perbaikan lingkungan di sekitar kita. (red/rk)