Warga Binaan Lapas Main Rebana, Peringati Isra Mikraj
PURWAKARTA,RAKA – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Purwakarta, memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriyah. Dengan menghadirkan penceramah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta, ustadz Budi Jamaludin.
Kegiatan dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat itu, bertempat di Lapangan Lapas Kelas IIB Purwakarta tampak ratusan WBP antusias dan khidmat mengikuti rangkaian acara peringatan Isra Mikraj. Kegiatan diawali oleh penampilan seni rebana oleh santri Pondok Pesantren Daarut Tawwabiin Lapas kelas IIB Purwakarta.
Kepala Lapas Kelas IIB Purwakarta Sopiana mengatakan, melalui peristiwa Isra Mikraj yang diperingati tiap tahunnya diharapkan mampu memberikan nilai-nilai kebaikan bagi warga binaan menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa mendatang. “Isra Mikraj ini kita jadikan momentum untuk bangkit dari keterpurukan dan menjadi lebih baik lagi. Kita bangun kebersamaan, kerukunan, toleransi dan rasa percaya dalam menempa diri menghadapi masa depan,” ucapnya, pada Minggu (13/3).
Sopiana juga berpesan pada WBP untuk memulai menjadi orang baik dan jalankan itu secara natural. Setelah keluar dari Lapas, WBP bisa menunjukkan ke masyarakat bahwa mereka bisa bermanfaat bagi lingkungan. Ia menambahkan, peringatan Isra Mikraj hendaknya tidak hanya dimaknai sebagai sebuah seremonial belaka, namun sebagai momentum meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. “Banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW pada peringatan Isra Mikraj. Sehingga peringatan ini menjadi penting bagi kita semua, khususnya warga binaan Lapas Purwakarta, yang mayoritas merupakan muslim. Peringatan Isra Mikraj juga dapat menjadi penyemangat untuk bangkit dari Kondisi Pandemi,” tutur Sopiana.
Sopiana menyebut, Lapas Kelas IIB Purwakarta juga rutin menyelenggarakan kegiatan keagamaan. Ini sebagai bagian dari proses pembinaan kepribadian yang dijalankan. “Dari pembinaan tersebut, diharapkan dapat menjadi jalan hijrah bagi mereka agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari,” pungkasnya. (gan)