Eco Enzym Solusi Sampah Organik
KARAWANG, RAKA – Sampah organik di Karawang yang bersumber dari limbah buah-buahan dan sayuran, volumenya semakin menggila di berbagai lokasi di sudut wilayah. Padahal, sampah organik beresiko tinggi berkontribusi pada pemanasan global karena kandungan gas metana. Berangkat dari keprihatinan itu, sejumlah pegiat lingkungan menyulap sampah-sampah tersebut menjadi Eco Enzyme (EE) yang ramah lingkungan.
Pegiat lingkungan yang menjadi narasumber di acara Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, Aos mengatakan, dirinya tertarik untuk mengelola sampah organik setelah melihat kejadian longsor Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, tahun 2005. “Saya tertarik untuk turun mengelola sampah organik itu setelah kejadian TPA Leuwigajah,” katanya saat pemaparan diskusi di DLHK, Senin (28/3).
Aos menambahkan, belajar dari TPA Leuwigajah yang menyebabkan banyak korban jiwa, dirinya bersama komunitasnya mensosialisasikan agar sampah organik dikelola dengan baik. “Awal-awal sih memang susah mengajak orang, tapi sekarang udah banyak orang yang mau mengelola sampah,” tambahnya.
Ia menuturkan pembuatan eco enzym memiliki banyak khasiat selain untuk mengurangi sampah organik yang dibuang percuma. Eco enzym juga bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan membersihkan rumah. “Bisa dijadikan untuk melawan hama dan bisa dijadikan cairan pel,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu pengurus bank sampah Desa Bengle telah merasakan manfaat dari eco enzym. Ia merendam kaki dan tangannya agar tidak kesemutan. “Setelah sering direndam pake eco enzyme kaki saya kalau jalan tidak sakit dan jarang kesemutan,” tandasnya di tengah-tengah diskusi. (cr8)