Satpol PP Diminta Sisir Hotel Mewah, Penginapan Kerap Jadi Sarang Maksiat
KARAWANG, RAKA – Beberapa hari lalu sebelum bulan Ramadan, Satpol PP melakukan razia di berbagai tempat menginap semisal hotel hingga kostan. Dari kegiatan tersebut, puluhan pasangan bukan suami istri terciduk. Diduga mereka adalah pasangan mesum.
Menanggapi itu, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Karawang Komisariat Al Aziz Dede Jaelani mengatakan, dia mengapresiasi langkah Satpol PP Karawang yang telah melakukan operasi pekat dan menyisir penginapan-penginapan yang diduga dijadikan tempat bagi muda-mudi melakukan mesum.
Namun, dia meminta agar pihak terkait lebih intens lagi melaksanakan operasi agar di Karawang, tidak banyak tempat-tempat yang dijadikan sarang maksiat. Dengan demikian, seks bebas pada generasi muda di Karawang bisa diminimalisir bahkan dihilangkan. “Saya harap Satpol PP atau pihak berwenang lainnya terus lakukan operasi. Tidak hanya karena menjelang puasa saja,” ujarnya.
Selain penginapan dan kost-kostan, kata dia, operasi pekat juga seharusnya dilakukan di hotel-hotel besar lainnya. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan di hotel-hotel besar juga akan ditemukan pasangan tidak sah yang melakukan maksiat di dalamnya. “Karena kalau kita diinvestigasi, hotel-hotel justru dijadikan tempat bagi wanita yang menjajakan dirinya melalui aplikasi michat,” imbuhnya.
Dia juga menambahkan, selain terhadap para pasangan yang terjaring, teguran atau sanksi juga seharusnya diberikan kepada pemilik penginapan atau kos-kosan yang mengizinkan pasangan diluar nikah untuk chekin bersama di dalam kamar. “Agar pemilik kosan atau penginapan lebih ketat lagi dalam tamu yang chekin,” pungkasnya.
Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cikampek Faisal Rahman mengatakan, kegiatan razia yang dilakukan Satpol PP harus terus dilakukan, karena jika hanya angin-anginan maka penginapan akan kembali menjadi sarang maksiat. “Perbuatan mesum para muda-mudi ini harus menjadi perhatian bersama,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, tidak hanya Satpol PP, untuk mencegah perbuatan maksiat diperlukan kerjasama banyak elemen masyarakat, termasuk para orangtua. “Keluarga adalah benteng pertama dan pertahanan terakhir. Maka, jika orangtua lemah mengawasi anak, sangat besar kemungkinan anaknya berbuat maksiat,” tuturnya. (nce)