Meditasi Tekun Budayakan Membaca
CIKAMPEK, RAKA – Budaya literasi di Karawang masih sangat jauh dari harapan. Rata-rata pelajar lebih asyik nongkrong, main games, ketimbang membaca dan mendalami isi buku. Butuh kerja keras dari semua elemen agar anak-anak lebih menyukai membaca dari segala macam godaan yang tidak berfaedah.
Keberadaan taman sebagai ruang terbuka untuk masyarakat bisa digunakan untuk berkampanye mengenai hal itu. Seperti yang dilakukan oleh Komunitas Media Literasi (Meditasi) Cikampek, mereka memanfaatkan taman untuk kegiatan positif. Biasanya, setiap Sabtu malam mereka menggelar lapak baca buku gratis untuk masyarakat di Taman I Love Cikampek.
Salah satu pegiat literasi, Bambang Waki (21) menuturkan, Meditasi Cikampek mulai terbentuk sejak Desember 2019. Sesuai namanya, Media Literasi Cikampek dibentuk untuk menjadi wadah berliterasi bagi masyarakat, khususnya pemuda setempat. Dengan singkatan meditasi juga mempresentasikan bahwa dengan membaca bisa menjadi media untuk merenungi diri.
Tak kurang dari 200 buku mereka koleksi dari para anggota ataupun donasi. Koleksi buku komunitas ini mulai dari pengetahuan umum, sastra, buku anak, dan buku pelajaran. Alasan mereka memilih menggelar lapak baca pada malam Minggu agar lebih banyak menarik masyarakat untuk membaca. “Karena itu kan waktu luang mereka biasanya keluar rumah, ini jadi tongkrongan alternatif daripada nongkrong yang hedonisme,” ucapnya.
Pegiat literasi lainnya, Dzul Fakhri Muhammad (25) mengatakan, minat baca masyarakat di lapak mereka memang mengalami pasang surut. Namun setidaknya dengan kehadiran mereka bisa lebih memasyarakatkan budaya literasi. Selain membaca, mereka juga kerap melakukan diskusi tentang apa yang mereka baca.
Meditasi Cikampek sadar tak mudah untuk meningkatkan budaya literasi. Sebab itulah mereka berkolaborasi dengan komunitas lainnya seperti mengadakan kegiatan membaca puisi dan mewarnai untuk anak-anak. “Kedepannya kita pengennya buka kelas secara berkala, misalnya kelas budaya, kelas seni, kelas mewarnai, atau kelas musik, jadi nanti seminggu sekali atau sebulan sekali ganti-ganti tema,” ujarnya.
Sementara itu, Garin Putra (19) mengaku tertarik dengan kegiatan seperti ini setelah melihat beberapa komunitas serupa yang telah lebih dulu bermunculan. Ia mengaku awalnya kurang hobi membaca namun saat ini minat bacanya lebih tergugah. Kegiatan seperti ini menurutnya menambah wawasan untuk bekal di masa depan. “Jadi tambah relasi juga, ada kenalan baru dengan berbagai latar belakang yang berbeda, seru saja kalau kumpul bareng,” singkatnya. (psn)