HEADLINE

Belajar Usaha Peternakan, Santri Dilibatkan Usaha Ternak Sapi

PURWAKARTA,RAKA – Sedikitnya 5 orang santri Pondok Pesantren (Ponpes) di Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, dilibatkan dalam usaha ternak sapi Limosin Simental.
Program pengelolaan sapi Limosin Simental skema Fattening atau penggemukan tersebut mulai berjalan sejak awal 2022 ini. Dari awalnya 24 ekor sapi Limosin Simental, kini bertambah menjadi 100 ekor. Sapi dipanen setiap tiga bulan. Sedangkan kandang dibuat khusus lokasinya tak jauh dari lokasi ponpes. “Selain usaha, kita juga ingin beri pendidikan keahlian kepada santri diantaranya melalui usaha ternak sapi,” kata Pimpinan Ponpes Raudlatut Tarbiyyah Liunggunung, KH Ahmad Anwar Nasihin, beberapa waktu lalu.
Anwar menjelaskan, modal usaha ternak sapi Limosin Simental diperoleh dari dari kerjasama dengan berbagai pihak diantaranya perbankan. “Kami bekerjasama dengan Bank BJB Purwakarta, apabila benar-benar terukur kita akan mampu mengelola dan menjalankan usaha tersebut,” ucapnya.
Pengurusan 100 ekor sapi langsung dikelola oleh santri yang usianya diatas 21 tahun. Para santri diarahkan untuk mampu mengelola sebuah usaha, dan ini salah satu bentuk pendidikan berkarakter untuk masa depan santri. “Tetapi walapun santri yang diberikan kepercayaan dan tanggung jawab, sebagai pengasuh pesantren jangan lepas tangan begitu saja, harus ulet membimbing mereka dengan intens,” ungkapnya.
Untuk mengelola 100 ekor sapi, ujar Anwar, tidak memerlukan orang yang banyak, asal si pengurusnya menjiwai sepenuh hati, hasilnya baik. Setiap bulannya bobot sapi terus bertambah kisaran 60 hingga 65 kg. Rata-rata per hari naik 2 kg. Untuk makanannya, selain konsentrat pihaknya menyediakan hijauan dari mulai jerami, rumput gajah dan singkong. “Asal rutin dan sesuai jadwal yang telah ditentukan, soal pemeliharaan kesehatan kita bisa meminta bantuan Dinas Peternakan setempat, dan harus berexsperimen sendiri pengobatan yang alami,” jelasnya.
Penggemukan sapi selain usaha pemberdayaan pesantren, juga membantu pemerintah soal ketahanan pangan dan swasembada daging. Masyarakat banyak membutuhkan daging sapi di Jawa Barat, tetapi pasokan daging sapi masih kurang, maka pihaknua melakukan penggemukan sapi ini. Harapannya banyak manfaatnya untuk ketersediaan daging di Purwakarta Jawa Barat. “Kami melakukan penggemukan sapi pemasarannya bekerjasama dengan salah satu pengusaha muda yang sukses di Jawa barat pemilik PT CJM Kang Dio Wicaksonoaji. Ia sudah sukses beternak sapi,” katanya.
Pesantren yang dikelola walaupun tidak besar, tambah Anwar, minimal bisa mandiri secara ekonomi, agar tidak terlalu mengandalkan bantuan dan sumbangan orang lain. “Prinsipnya kami bisa berdiri atas kemandirian,” ucapnya.
Anwar mengungkapkan, dirinya sendiri bukan sarjana ekonomi, tapi belajar ekonomi dari keberanian memulai usaha yang terukur dan penuh hati hati. “Soal rugi dan untung itu resiko, tetapi kalau usaha diusahakan jangan sampai rugi,” kata Anwar.
Untuk diketahui, Anwar sebelumnya sudah berhasil mengembangkan usaha konveksi hingga mempunyai 90 karyawan tetap. Bahkan hasil produksinya selain di jual di dalam negeri, juga diexspor ke luar negeri. Keberhasilan Anwar ini salah satu contoh keberhasilan yang bisa di teladanani oleh pesantren lain, padahal pesantren yang ia kelola pesantren yang berdomisili di kampung. Menurut Anwar, pesantren jangan kecil hati, teruslah bergerak untuk kemajuan umat, dimana ada kemauan di sana ada kesempatan. (gan)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button