Cikaranggelam Masih Meluap, Upaya Penanggulangan Banjir Mentah
CIKAMPEK, RAKA – Hujan yang mengguyur Jumat (22/2) siang hingga sore, ternyata membuat Sungai Cikaranggelam meluap. Air sungai yang biasa membanjiri warga Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, itu tak bisa lagi ditahan oleh tingginya daerah aliran sungai, pengerukan hingga upaya pembersihan sipon dari sampah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Karawang, air sungai mulai meluap sekitar pukul 16.20. Akibatnya, salah satu jembatan di Desa Dawuan Tengah terendam, sejumlah rumah di Perumahan Bumi Mutiara Indah juga kena dampaknya. Meski begitu tidak ada warga yang mengungsi.
Perwakilan masyarakat Cikampek, Fajar mengatakan, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana diharapkan masih ingat terhadap peraturan daerah yang dibuat yaitu Perda No 12 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Dalam pasal 58 (e), penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana. “Mohon tolong dikaji lagi perihal bentuk syphon Sungai Karanggelam di Dawuan, bagi saya sudah wajib posisi Sungai Karanggelam di atas irigasi Tarum Timur, agar tidak terjadi penyumbatan karena sampah dan endapan lumpur,” ujar inisiator class action gugagatan korban banjir Cikampek itu.
“Sikap kami sekarang menolak banjir di tahun 2022, karena bagi kami banjir yang terjadi di wilayah Dawuan adalah karna faktor kelalaian bukan karena faktor alam. Saya tidak segan menggugat kembali jika di tahun 2022 terjadi banjir karena faktor yang sama,” pungkasnya.
Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri pernah mengatakan, konsep agar Kota Pangkal Perjuangan ini terbebas dari banjir, penanganan atau penyelesaian masalah tersebut harus secara holistik dan terintegrasi dengan beberapa kabupaten lain. Terutama kabupaten yang berbatasan seperti Subang, Purwakarta. “Masalah bebas banjir, harus terintegrasi. Kemarin juga kan di Cilamaya gak hujan tapi banjir. Karena ada kiriman dari Subang dan Purwakarta,” katanya.
Disebutkan Acep, banjir bisa terjadi di Karawang meski tidak terjadi hujan deras. Karena terkadang ada juga banjir karena luapan air Sungai Cibeet kiriman dari Bogor. “Karawang gak hujan lebat tapi banjir. Karena kiriman dari Bogor sehingga Sungai Cibeet meluap,” ucapnya.
Karena itu, kata dia, masalah banjir ini harus diselesaikan secara terintegrasi dengan berbagai pihak dan pemerintah lintas kabupaten, termasuk penanganan infrastruktur yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. Karena persoalan banjir di Karawang bukan hanya karena faktor infrastruktur atau faktor alam saja. Tetapi karena ada kiriman banjir dari luar daerah. “Seperti sekarang di Cikampek. Purwakarta BIC Kawasan dibangun, ada juga pembangunan tol. Harusnya itu terintegrasi siapa yang membuat embungnya. Di sana kan ada danau, nah itu dibenahi biar airnya ke sana,” pungkasnya. (nce)