Pemilihan Ketua OSIS Pakai Android
CIKAMPEK, RAKA – Ada yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di SMKN 1 Cikampek. Dalam memilih ketua OSIS tidak dilakukan pencoblosan melainkan dengan menggunakan android. “Pemilihanya pakai android, jadi yang mau milih masuk ke aplikasi yang sudah disediakan dan memilih salah satu kandidat yang tertera di sana,” ujar Muhammad Rihandi, Panitia Pemilihan Ketua OSIS SMKN 1 Cikampek, Kamis (13/12).
Untuk jumlah Daftar Pemilih Tetapnya adalah seluruh siswa SMKN 1 Cikampek yaitu sebanyak 1.800 hak pilih. “Saat mau milih mereka menggunakan NISN masing-masing,” jelasnya.
Untuk tempat pemilihan, tambahnya disediakan 6 ruang kelas. Satu-persatu memasuki ruangan dan diperiksa serta diarahkan oleh panitia untuk proses pemilihannya. “Terus karena ada yang sedang Prakerin, mereka tetap bisa memilih secara online dengan masuk ke aplikasi yang disediakan,” ujarnya.
Untuk calonnya ada lima orang, sebelum menjadi calon, mereka diseleksi terlebih dahulu di jurusan masing-masing. Dengan demikian, calon yang maju dalam pemilihan ketua OSIS adalah terbaik dari yang terbaik. “Pemilihannya sampai sekarang masing berjalan, ditutup pukul 12 malam (tadi malam),” ujarnya.
Wakasek Kesiswaan SMKN 1 Cikampek Rosli menyampaikan, pemilihan ketua OSIS menggunakan android atau secara online baru pertama kali dilakukan di sekolahnya. Hal itu didasari dengan adanya proses pembelajaran dan ujian yang dilakukan secara online. “Jadi ini merupakan pemanfaatan teknologi untuk belajar berdemokrasi,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan, pemilihan secara online memberikan banyak manfaat. Selain mendidik siswa untuk lebih mengenal teknologi informasi, juga menekan biaya pemilihan. “Bisa dibayangkan kalau pakai kertas, menghabiskan berapa rim, kalau kayak ginikan lebih efisien,” tambahnya.
Sedangkan berkaitan dengan para calon, ia menyampaikan, kenapa semua calon harus diseleksi terlebih dahulu di masing-masing jurusan dengan kepala jurusan (kajur) yang langsung turun tangan, karena agar ada keseimbangan antara akademik dengan organisasi. “Jadi mereka yang nyalon ketua OSIS sudah komit untuk bisa ngurus organisasi tapi tidak meinggalkan akademik,” ujarnya. (zie)