KARAWANG

Nyemplung, Mobil Pengangkut Uang Dievakuasi 8 Jam

KOTABARU, RAKA – Akibat minimnya penerangan dan kondisi jembatan tidak memadai yang melintang di atas Irigasi Bendung Tarum Timur (BTT) 14, Desa Pucung, Kecamatan Kotabaru, membuat mobil pembawa uang untuk pengisian mesin anjungan tunai mandiri (ATM) tercebur ke irigasi, sekitar pukul 03.00 WIB, Senin (27/6). Beruntung dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, karena sopir dan dua penumpang berhasil selamat dibantu oleh warga sekitar.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, mobil pengangkut uang tersebut sebelumnya sudah melakukan pengisian mesin ATM di Unit BRI Parakan, Kecamatan Tirtamulya. Kemudian, mobil yang dikemudikan Wahyu Artha Fauzan bersama Albih Alfaqih dan dikawal anggota Brimob bernama Bharaka Tedi Witarna, berniat menuju BCA Kantor Cabang Pembantu Cikampek. Namun nahas, saat mobil tersebut melintasi Jembatan BT 14 Kampung Bakan Tambun, mobil kehilangan kendali, menabrak besi pembatas jembatan, kemudian terperosok ke irigasi.
Penyisiran dilakukan oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Dinas Perhubungan Karawang, Polsek Kotabaru, Brimob Polda Jabar, sejak pukul 08.00 WIB. Kemudian, mobil berhasil dievakuasi ke darat pukul 16.21 WIB. Sedangkan penyisiran ditutup pukul 17.07 setelah tim berhasil menemukan senjata laras panjang yang tertinggal di dasar irigasi. “Sudah berhasil dievakuasi. Uang masih ada,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Yasin Nasrudin kepada wartawan.
Seorang saksi mata evakuasi sekaligus tokoh pemuda Tirtamulya, Rohimin mengatakan, kondisi jembatan BTT 14 yang menghubungkan Kecamatan Kotabaru dan Kecamatan Tirtamulya sudah tidak layak dan berbahaya. “Dulu juga pernah ada mobil carry terjun ke irigasi saat melintasi jembatan ini. Sopirnya sampai meninggal,” ungkapnya di lokasi kejadian kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, kondisi jembatan BT 14 tersebut sangat rawan kecelakaan, karena sempit dan jalan bergelombang. Jika ada kendaraan roda empat hendak menyeberang, maka pak Ogah harus menahan laju kendaraan di seberangnya agar arus lalu lintas tidak tersendat di tengah jembatan. “Jembatan ini memang rawan kecelakaan. Bisa disebut tidak layak,” ujarnya.
Menurutnya, para pejabat pemda sering melintasi jembatan tersebut jika ingin menuju Tirtamulya maupun sebaliknya. Namun jembatan penghubung Kecamatan Tirtamulya dengan Kecamatan Kotabaru tersebut tidak kunjung dibenahi. “Padahal kita sebagai masyarakat selalu bayar pajak kendaraan, namun kualitas jalan maupun jembatan ini tidak bisa dilintasi dengan nyaman,” tuturnya. (psn)

Related Articles

Back to top button