KARAWANG

Dibalik Kesuksesan 50 Anggota Paskibraka,Persiapan Sebelum Subuh, Fokus Arahan Danton

KARAWANG, RAKA – Dibalik kesukesan pengibaran merah putih, ada perjuangan 50 orang tim paskibraka yang telah bekerja keras berlatih. Bahkan, disaat peserta upacara datang pukul 8 di lapangan, mereka sudah bersiap sejak pukul 04.00 pagi.
Sebelum pelaksanaan upacara HUT Republik Indonesia (RI) ke-77, 50 pasukan paskibraka sudah mengikuti pemusatan latihan di Hotel Akhsaya. Setiap harinya, mereka digembleng di tengah terik matahari dan rela jauh dari orang tua demi tugas mulia mengibarkan sang saka merah putih. Detak jantung mereka semakin berdebar, karena jerih payah mereka selama latihan akan ditentukan hasilnya.
Rasa gugup menyelimuti hati mereka. Hanya doa yang terus dipanjatkan demi kelancaran tugas di tengah lapangan. “Sebisa mungkin tidak deg-degan dan mencoba fokus untuk menjalankan tugas. Awalnya ga nyangka bisa membawa baki. Saya terus berdoa di dalam hati supaya tugas berjalan lancar,” kata Novita Ayu Lestari, pembawa baki bendera sambil mengucap syukur karena berhasil mengatasi rasa gugup usai melaksanakan tugas, Rabu (17/8).
Rafka Raditya Kurniawan, tim pasukan 17 memaparkan ia sempat memiliki rasa takut salah untuk gerakan kaki. Ia memiliki cara mengatasi rasa takut tersebut dengan mendengarkan dan fokus pada arahan danton. Ia bertugas sebagai pasukan yang mengawal. “Udah lega kalau sekarang gak kayak tadi pagi apalagi waktu itu masuk ke lokasi. Kita kan mengikuti danton yang di depan, saya fokus ke arah kata-kata danton supaya tidak salah di ketukan gerakan kaki,” ungkapnya.
Seluruh tim paskibraka tiba di hotel Akshaya kembali pada pukul 09.30. Terlihat seluruh orang tua tim pengibar telah berada di hotel tersebut. Orang tua merasa bangga memiliki anak yang terpilih sebagai paskibraka tingkat kabupaten. Sukman, orangtua dari Jagar memaparkan ia merasa terharu dan bangga dengan prestasi anak. Ia melanjutkan sebagai orang tua pun ikut berkorban waktu, materi untuk mendukung cita-cita anak. “Dari awal memang tidak nyangka, karena dulu kakaknya juga sebagai tim paskibraka jadi adeknya ini termotivasi. Saya sebagai orangtua merasa bangga dan terharu,” paparnya.
Ia selalu memberikan nasehat untuk memiliki disiplin waktu kepada anak. Selain itu ia tetap menginginkan agar anak dapat seimbang antara pendidikan dan kegiatan paskibraka. Saat melihat secara langsung, ia tidak merasa jika anak memiliki kesalahan. “Saya dan ibunya kalau di rumah selalu di ingatkan. Selalu menerapkan disiplin waktu yang ketat. Karena kedisiplinan itu penting untuk kehidupan,” tambahnya.
Risman Maulana, pelatih tim paskibraka kabupaten mengatakan untuk tim pengibar tanpa mengalami kendala apapun. Seluruh tim telah mengikuti arahan dan materi yang diberikan selama proses latihan. Ia memiliki harapan agar tim penurunan bendera dapat melaksanakan tugas dengan baik. Ia menekankan fokus, rendah hati dan melaksanakan perintah pelatih. “Kalau bicara kendala, alhamdulillah adek-adek kami telah melaksanakan tugas dengan baik dan lancar tidak ada kendala teknis apapun. Sore hari nanti saya berharap supaya mereka dapat melaksanakan tugas penurunan bendera dengan baik,” paparnya.
Sementara itu, Kosasih, kepala Seksi Pemuda Disdikpora Karawang menuturkan, Tim Paksibraka Kabupaten Karawang telah melakukan persiapan sejak pukul 04.00. Persiapan dimulai dengan melakukan makeup bagi tim putri. Terdapat 6 orang yang membantu make up tim. Suasana saat makeup terlihat beberapa anggota yang masih mengantuk, berbincang dengan teman. Bukan hanya tim putri saja, namun tim putra pun diberikan make up. “Di hari H sekarang anak-anak terutama yang perempuan ada make up dulu. Mereka sudah makeup dari jam 04.00 tadi,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan sarapan pada pukul 06.25. Sarapan dilakukan di halaman terbuka Hotel Akhsaya. Saat tim sedang sarapan, pada pukul 06.29 bendera mulai diambil oleh tim militer untuk dibawa ke lokasi upacara. Pada pukul 07.00 tim sudah menuju lokasi upacara kemerdekaan. Kosasih melanjutkan, pemilihan Hotel Akshaya sebagai tempat karantina bertujuan agar tim memperoleh suasana yang segar. “Kalau tahun sebelumnya kan di Hotel Omega, karena tempatnya pernah digunakan sebagai tempat isolasi jadi kami mencari lokasi yang baru. Kami menemukan sepakat untuk menggunakan tempat yang sekarang juga karena masih ada halaman yang terbuka,” pungkasnya. (nad)

Related Articles

Back to top button