KARAWANG, RAKA – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang seharusnya bisa sangat diandalkan untuk mendongkrak pendapatan asli desa dan perekonomian masyarakat, ternyata belum semua desa bisa memaksimalkan potensi BUMDes. Namun, di sisi lain, beberapa desa sudang kuat mendongkrak potensi wisata alamnya.
Kasubkoordinator Bina Perangkat Desa DPMD Kabupaten Karawang Asep Sudrajat mengatakan, pihaknya masih melakukan proses pendataan BUMDes yang aktif dan tidak di 297 desa di Kabupaten Karawang. “Saya baru menangani (BUMDes), untuk jumlahnya belum tahu tapi kami saat ini masih dalam proses pendataan,” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, ada sejumlah BUMDes yang terlihat berhasil mengelola usahanya. Seperti BUMDes Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru. Mereka berhasil mengelola usaha kopi dan memaksimalkan potensi alam melalui wisata alamnya. “BUMDes Mekarbuana bekerjasama dengan Perhutani. Mulai dari kopi, hingga wisata alam seperti ada jembatan cinta. Dan mereka berhasil mengelola usaha,” ujarnya.
Begitu pula dengan BUMDes Medalsari, kata Asep, berhasil mengelola wisata Green Canyon yang juga bekerjasama dengan Perhutani. BUMDes Tamansari, Kecamatan Pangkalan juga mampu menyumbang pendapatan asli desa melalui wisata Goa Dayeuh. “BUMDes Sedari juga berhasil mengelola potensi alam lautnya,” katanya.
Sementara itu BUMDes yang tidak produktif, kata Asep, pihaknya juga masih dalam pendataan. Namun yang pasti, menurutnya persoalan BUMDes yang belum maksimal memainkan perannya karena ada pergantian pengurus BUMDes setelah gelaran pemilihan kepala desa. “Kemarin kan ada 177 desa menggelar pilkades, terus seluruh pengurus BUMDesnya diganti dengan yang baru,” katanya.
Ia melanjutkan, pengurus baru BUMDes banyak yang belum memahami cara kerja BUMDes. Akibatnya keberadaan badan usaha itu belum bisa memberikan sumbangsih terhadap kemajuan desa. “Kita sudah pikirkan solusinya, seperti bimtek dan sosialisasi bagaimana mengelola BUMDes kepada para pengurus baru,” ujarnya. (psn/mal)
