Warga Wanajaya Minta Pekerjaan
TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Warga Desa Wanajaya, Kecamatan TelukJambe Barat, memblokir jalan utama Badami Loji menuju PT. Glico Wings. Aksi itu mereka lalukan sebagai ungkapan ketidakpuasan terhadap perusahaan yang tidak menepati janji mempekerjakan warga desa tersebut.
Aksi diwarnai saling dorong dengan aparat kepolisian itu nyaris ricu. Petugas Polsek Telukjambe Barat saat itu mendapat bantuan personel Polres Karawang sempat terdorong. “Kami menuntut komitmen perusahaan untuk memperkerjakan warga pribumi 70 persen dan dari luar 30 persen,” ungkap Ketua Karang Taruna Desa Wanajaya, Yudistira, saat demo berlangsung, Rabu (19/12).
Yudistira mengancam akan melakukan aksi lebih besar lagi jika tuntutan masyarakat tidak dikabulkan. PT. Glico Wings, menurut dia, telah mengabaikan kesepakatan dengan pemerintahan Desa Wanajaya, Karang taruna dan tokoh masyarakat Wanajaya terkait tenaga kerja. “Kami warga Wanajaya mengajukan lima poin tuntutan terutama janji untuk mempekerjakan warga pribumi,” tandas Yudistira.
Dikatakan Yudistira, selain memprioritaskan tenaga kerja dari Desa Wanajaya, perusahaan juga berjanji untuk meningkatkan perekonomian di Desa Wanajaya. Selain dua poin itu, terang Yudistira, perusahaan dapat mentaati kesepakatan yang telah disepakati bersama sebelumnya.
Disamping itu, lanjut Yudistira, perusahaan kooperatif melakukan konfirmasi apabila karyawan asli dari Desa Wanajaya berakhir kontrak kerja dibina dan diberi kesempatan kerja kembali. Terakhir terang Yudistira, agar adanya perubahan pengangkatan kerja dari kontrak kerja outsourcing ke kontrak kerja perusahaan.
Yudistira menegaskan aksi ini dilakukan karena pihak perusahaan tidak pernah menanggapi tuntutan apa yang disampaikan warga melalui surat, dan pihak perusahaan banyak melanggar poin-poin penting kesepakatan yang sudah disepakati. “Apa yang telah kita sampaikan dalam tuntutan telah dilakukan pertemuan dengan pihak perusahaan dengan kepala desa, sekretaris desa, Polsek Telukjambe Barat tokoh pemuda dan masyarakat serta babinsa dan babinmas desa,” ungkapnya.
Dia menjelaskan perekrutan karyawan tahap pertama sudah berjalan dan beberapa persen direkrut orang lokal. Kemudian, tahap kedua, dan ketiga warga lokal hanya beberapa orang yang direkrut, itupun sebagai tenaga kontrak. “Warga lokal oleh manajemen pabrik es Cream direkrut sebagai tenaga outsourcing,” jelas Yudistira yang dikatakannya hal itu yang menyulut kemarahan warga. (yfn)