Terget Penerapan Kurikulum Merdeka, Ciptakan Profil Pelajar Pancasila
CIKAMPEK, RAKA – Profil pelajar Pancasila adalah target atau sasaran yang dihasilkan dari kurikulum merdeka. Profil pelajar Pancasila juga merupakan pembeda antara kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya.
Pembantu kepala sekolah bagian kurikulum SMPN 1 Cikampek Fitri menuturkan, melalui kurikulum merdeka semua sekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA memiliki sasaran karakter yang sama yaitu profil pelajar Pancasila. Ada enam dimensi atau karakter dari profil Pancasila tersebut. Diantaranya beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif. “Enam dimensi ini menjadi target atau sasaran yang harus ada pada setiap siswa,” tuturnya, kepada Radar Karawang, Selasa (30/8).
Untuk mencapai profil pelajar Pancasila, kata Fitri, pembelajarannya dibagi dua yaitu pembelajaran reguler atau mata pelajaran wajib, dan ada juga pembelajaran berbasis projek dengan tema yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Pembelajaran berbasis projek ini ialah untuk menguatkan karakter dari enam dimensi yang hendak dicapai. Projek tidak dibuat masing-masing pelajaran tetapi lintas matapelajaran. “Ada 7 tema yang harus terlaksana selama anak sekolah 3 tahun. Satu tahun 3 tema, sehingga dalam 3 tahun ini ada dua tema yang diulang,” paparnya.
Adapun tema untuk pembelajaran berbasis projek, kata dia, yaitu gaya hidup berkelanjutan, demokrasi, kearifan lokal, kewirausahaan, bangunlah jiwa raga, bineka tunggal ika dan teknologi. “Itu yang paling khas dan pembeda dari kurikulum sebelumnya. tema ini akan mengukur ketercapaian profil pelajar Pancasila,” jelasnya.
Menurutnya, penerapan kuriukulum merdeka ini tidak sepenuhnya sulit. Hanya saja harus ada penyesuaian karena memang baru. “Karena ada projek jadi terlihat ribet. Sepenuhnya sulit sih ya tidak. Tahun kemarin juga kita 3 projek,” ucapnya.
Masih dikatakan Fitri, salah satu projek yang hendak digarap yaitu dengan tema gaya hidup berkelanjutan. Judulnya sampahku tanggung jawabku. Melalui projek itu, pihak sekolah mendidik peserta didik agar lebih bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan oleh siswa di sekolah. Projeknya membuat tempat sampah daur ulang dan prakarya dari barang bekas. “Tapi poinnya bukan ke prakaryanya, lebih ke membiasakan anak agar memiliki karakter peduli terhadap kebersihan dan menumbuhkan kesadarannya anak agar tidak membuang sampah sembarangan,” pungkasnya. (nce)