HEADLINE

DBD Masih Jadi Endemi, Cegah dengan Terapkan 3M

KARAWANG, RAKA – Memasuki musim hujan, penyakit yang tetap harus diwaspadai adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Kementerian Kesehatan mengungkapkan DBD menjadi endemi di masyarakat apalagi di musim hujan.
Kasus demam berdarah ditambah pandemi Covid-19, tentunya menjadi perhatian semua pihak, terutama dalam hal menekan dan mencegah penyebaran. Anak-anak harus dilindungi dari penularan.
Dokter Spesialis Anak dr. Riri Virzan Putri, memberikan tips melindungi anak dari DBD. Aksi 3M merupakan gerakan yang digalakkan pemerintah untuk mencegah penyebaran demam berdarah. Gerakan 3M adalah Menguras, Menutup, Memanfaatkan kembali barang bekas yang memiliki potensi jadi tempat perkembangbiayakan nyamuk. Lakukan aksi ini secara rutin, setidaknya seminggu sekali, karena perkembangbiakan nyamuk ini terbilang sangat cepat.
Nyamuk suka hidup di tempat yang agak gelap serta tidak terjaga kebersihannya. Untuk itu, kita harus selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah. Jangan suka menumpuk barang-barang seperti pakaian yang menjadi tempat favorit nyamuk bersarang. Penting bagi orang tua untuk menjaga daya tahan tubuh anak agar tidak gampang terkena penyakit demam berdarah. Menurut dr. Riri Virzan Putri, M.Ked (Ped), Sp.A (K), cara menjaga daya tahan tubuh anak adalah dengan mengatur nutrisi anak dengan makanan yang sehat dan seimbang, menjaga kebersihan, serta memastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup. “Tidur merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan anak. Selain akan mendorong perkembangan emosi dan kognitif anak, tidur cukup akan meningkatkan imunitas, yang dibutuhkan anak saat beraktivitas,” papar dr. Riri, baru-baru ini.
Vitamin dan mineral memiliki peran penting di seluruh sistem kekebalan tubuh. Vitamin A, C, D, E, B serta mineral berupa zat besi, selenium dan zinc, merupakan yang paling dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh.
Vitamin C dan Zinc Sulfat dibutuhkan untuk melindung dan menjaga sistem kekebalan tubuh anak. Beberapa penelitian juga menunjukkan pemberian Zinc pada penderita demam berdarah dapat mengurangi masa sakit penderita dan lama perawatan di RS.
Praktisi Kesehatan Ivana Harsono, M.Farm., Apt., dari Imunped oleh Darya-Varia mengatakan memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral ini tentunya tidak cukup dengan mengonsumsi makanan bernutrisi saja. Pemberian suplemen makanan tambahan dapat menjadi pilihan bagi anak. “Suplemen makanan yang mengandung Vitamin C dan Zinc dapat dikonsumsi untuk menjaga daya tahan tubuh,” jelasnya.
Selain menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh, vaksinasi tentunya menjadi cara yang ampuh untuk mencegah demam berdarah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, Vaksin Dengue sudah dapat diberikan kepada masyarakat berusia 9–45 tahun dalam kurun waktu enam bulan sekali. Vaksin ini paling efektif diberikan kepada anak berusia 9–16 tahun.
Sementara itu, di Karawang, Kasus DBD hingga Juni 2022 ada sebanyak 658 kasus DBD. Yayuk Sri Rahayu, Kepala Bidang P2P memaparkan peningkatan kasus DBD karena perubahan iklim dan cuaca. Selain itu akibat dari kepadatan penduduk. Kondisi lingkungan yang tidak sehat pun dapat mengakibatkan peningkatan. “Bisa karena perubahan iklim ya, kemudian juga kepadatan penduduk. Perilaku masyarakat dan lingkungan yang tidak sehat seperti ada genangan air yang tidak diperhatikan bisa menjadi perkembangbiakan nyamuk,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Ia pun menambahkan bahwa pencegahan kasus bukan dengan cara fogging. Pencegahan dapat dilakukan dengan 3M (Menguras, menutup, mendaur ulang barang bekas). Adapula cara tambahan yakni dengan menggunakan lotion anti nyamuk, obat nyamuk elektrik. “Pencegahan DBD ini bukan dengan fogging tapi dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), caranya menerapkan 3M+,” tambahnya. (nad/jpg)

Related Articles

Back to top button