HEADLINE

Sempat Ingin Berhenti Jadi Sopir Angkot, Setelah Kenaikan Harga BBM

KARAWANG, RAKA – Sopir angkot sangat terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Meski tarif sudah dinaikan, itu tidak mencukupi kebutuhannya. Pasalnya, pengusaha angkot juga berencana menaikkan setoran.
Kondisi ini diperparah, saat masih ada penumpang yang ingin membayar dengan tarif lama. Mereka tidak mau tahu BBM naik dan ingin membayar sesuai tarif yang selama ini berlaku di awal-awal kenaikan harga BBM. “Penumpangnya belum ngerti, jadi masih pake harga lama. Saya juga sudah jelaskan ke penumpang kalau BBM ini naik. Intinya mereka gak mau tarif naik,” imbuh Makbul, sopir angkot warga Blokraton, Rengasdengklok Selatan, beberapa waktu lalu.
Sebelum BBM naik, setiap harinya Makbul mengisi pertalite hanya Rp130 ribu, tapi saat ini bisa sampai Rp170 ribu per hari. Belum lagi untuk setoran mobil Rp80 ribu per hari. “Setelah BBM naik ini gembor-gembornya setoran mobil mau naik lagi,” ujar Makbul yang sudah puluhan tahun menjadi sopir angkot.
Kondisi ini, membuat Makbul sudah ingin berhenti bekerja sebagai sopir angkot, tapi tidak ada pekerjaan lain sehingga dirinya masih melakoni pekerjaannya itu walaupun penghasilannya paling banyak Rp100 ribu. “Sebenernya pengen berhenti, tapi gak ada batu loncatan lain,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button