Dulu Kulit Ikan Pantin Terbuang, Kini jadi Rupiah
PURWAKARTA, RAKA – Di tangan para pemuda Purwakarta, kulit ikan patin yang semula tidak memiliki nilai ekonomis menjadi keripik yang renyah dan gurih.
Kulit ikan patin yang dianggap limbah berhasil diolah Sendy Akhmad Nugraha bersama ketiga rekannya, Masani, Fajar Kurnia Rahma dan Prima Sukmana Resma menjadi camilan khas dengan nilai jual yang menggiurkan.
Sendy Akhmad Nugraha bercerita, dirinya memulai usaha tersebut dari tahun 2015 dan kemudian pada tahun 2020 mengajak ketiga rekannya yang memiliki bidang usaha yang sama untuk mengembangkan keripik kulit ikan patin. “Saya bersama ketiga teman saya untuk membangun UMKM produk Fishki ini,” jelas Sendy saat ditemui di tempat produk Fishki yang berada di Perumahan Bukit Mutiara Regenci Blok E, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Selasa (25/10).
Sendy bercerita, ide untuk membuat keripik kulit ikan patin tersebut muncul ketika dirinya melihat ikan-ikan hanya diambil dagingnya saja, sedangkan kulitnya dikupas dan dipisahkan di tempat produksi ikan fillet yang ada di Kabupaten Purwakarta.
“Ketika melihat kulit ikan patin yang tidak dimanfaatkan secara baik, padahal kita tahu bahwa kandungan protein pada kulit ikan cukup tinggi, ditambah kami mendorong program pemerintah Gemar Ikan. Maka saya memutuskan untuk membeli kulit ikan patin tersebut dan mengolahnya menjadi cemilan,” ungkapnya.
Menurut Sendy, kulit ikan patin adalah yang paling cocok untuk dijadikan keripik. Kulit ikan patin memiliki tekstur yang sesuai untuk dijadikan keripik.
Dia menyebut, proses pembuatan keripik ikan patin ini cukup sederhana dimana kulit ikan patin dicuci berulang kali sampai benar-benar bersih untuk kemudian dibumbui hingga merata lalu digoreng. “Awalnya hanya bisa memproduksi perbulan hanya sebanyak 1.000 pouch (pcs), sekarang meningkatkan menjadi 10.000 pouch per bulan,” katanya.
Satu kantong kulit ikan seberat 50 gram ini, bukan hanya di jual sendiri, melainkan pihaknya membuka joint partner yang saat ini sudah menyebar hingga wilayah Jawa Barat serta Bali.
“Kami membuka kesempatan bagi yang ingin mulai berwirausaha dengan menjadi reseller, tentunya ada harga khusus. Kulit ini cocok menjadi cemilan atapun teman nasi dan awet selama satu tahun,” jelasnya.
Sendy menyebut, saat ini pihaknya sedang menjajaki pasar internasional seperti Malaysia, Panama, Norwegia dan Australia. “Keripik kulit ikan ini memiliki beragam tiga varian rasa seperti original, hot spicy dan salted egg,” sebutnya.
Selain memproduksi keripik kulit ikan patin, juga membuat produk cemilan lain yakni keripik singkong, keripik kentang, keripik talas, simping dan keripik pisang.
Produk-produk tersebut juga didukung sertifikasi tambahan seperti sertifikat halal, sertifikat kelayakan dan pengolahan dan juga izin usaha.
Pihaknya juga mendapat dukungan dari Dinas Peternakan dan Perikanan serta dari Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Purwakarta.
Dirinya berharap produknya ini tak hanya dikenal oleh masyarakat Kabupaten Purwakarta saja, namun juga kota lain sebagai oleh-oleh khas daerah Purwakarta. (gan)