KDRT Kerap Dipicu Ekonomi
KARAWANG, RAKA – Dalam setahun kemarin ada 1.227 kasus kriminal dari 1.425 kasus yang terjadi di Karawang berhasil diselesaikan oleh Polres Karawang. Diantaranya kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan rumah tangga.
“Selama satu tahun ke belakang Polres Karawang pada umumnya dapat mengantisipasi, dan mengatasi setiap perkembangan ancaman atau gangguan kamtibmas,” ujar Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono.
Dikatakan Aldi, meski yang dilakukan melalui pembinaan dan penegakan hukum dengan mengedepankan upaya preventif (penangkalan) dan persuasif (pencegahan), namun pihaknya tetap tegas dan tidak mentolerir setiap pelanggaran hukum yang terjadi di Karawang. “Sehingga situasi kamtibmas di Karawang tetap kondusif,” ucapnya.
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang Cempaka Putrie Dimala menyampaikan, faktor ekonomi-sosial memang kerap menjadi pemicu kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di lingkungan rumah tangga. Status sosial ekonomi rendah dapat memicu seseorang untuk melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga. “Sepertinya ini alasan klasik, hanya saja ini memang nyata adanya terjadi di masyarakat kita,” terangnya.
Himpitan ekonomi dan beban tekanan sosial memicu stres. Pada umumnya seseorang ketika mengalami stres cenderung akan melampiaskannya, atau biasa disebut katarsis emosi. Sebagian orang mampu menyalurkan emosinya dengan cara yang tepat sesuai dengan strategi coping stress yang tepat. Namun sayangnya, adapula yang tidak mampu menyalurkannya dengan tepat. Pasangan yang cerewet atau anak yang rewel dijadikan peluang oleh seseorang untuk melampiaskan stres, sehingga terjadi kekerasan domestik dalam rumah tangga.
Bukan tidak mungkin kekerasan terhadap perempuan terjadi pada sebuah keluarga dengan ekonomi-sosial tinggi. Banyak faktor yang menjadi pemicu, namun pada umumnya terkait kesalahan komunikasi antara pasangan suami istri. Cempaka menyampaikan, masyarakat kita kerap mensteorotipkan peran gender. Misalnya, urusan pengasuhan dan urusan domestik adalah tanggung jawab istri, sedangkan urusan keuangan dan nafkah adalah tanggung jawab suami. Padahal peran gender tida bisa digeneralkan. (psn)
Penyebab KDRT
Inner child terganggu
Kerap kali, orang yang melakukan KDRT memiliki masa lalu suram. Seperti kerap mendapatkan perlakuan keras dari orangtua semasa kecil, menyaksikan KDRT di depan mata.
Cemburu
Rasa cemburu atau iri juga bisa menjadi faktor penyebab KDRT. Bukan hanya cemburu atas kedekatan pasangan dengan orang lain, tapi bisa juga berbagai hal. Contohnya cemburu atas kondisi finansial, cemerlangnya karir.
Keyakinan usang
Ada juga orang yang punya keyakinan usang bahwa mereka berhak mendominasi pasangan.
Cara menyelesaikan masalah
Terkadang, ada pula orang yang sejak kecil beranggapan bahwa kekerasan adalah cara menyelesaikan masalah. Instan dan langsung terasa dampaknya.
Kecanduan
Sangat mungkin orang yang berperilaku keras kepada pasangan juga terjadi karena pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang.
Pengesahan perkawinan
Bagaimana pengesahan perkawinan juga bisa menjadi salah satu faktor terjadinya KDRT. Mulai dari kawin siri, secara agama, adat, kontrak, dan banyak lagi.
Kondisi finansial
Carut-marutnya masalah keuangan juga menjadi bahan bakar terjadinya KDRT apabila menerpa orang yang tidak bertanggung jawab.