Karawang

Produksi Satu Sparepart Butuh Delapan Tahapan

KARAWANG, RAKA – SMKN 1 Karawang tidak hanya pandai dari sisi akademik, tapi mereka juga sudah mampu memproduksi sendiri sparepart motor gede.
Siswa kelas XI SMKN 1 Karawang jurusan teknik mesin Rifky Ahmad Fahrezi mengungkapkan, inspirasi pembuatan produk berasal dari rasa ingin tahu untuk pembelajaran mesin CNC. Ia merasa bingung dan tidak mengetahui tentang alat tersebut, kemudian ia melakukan bertanya kepada guru. “Awalnya dari keingin tahuan aja untuk belajar CNC, bingung dan gak ngerti tombol-tombol di mesin tapi saya banyak tanya aja ke orang yang lebih paham,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Ia melanjutkan pembuatan produk tersebut terdiri dari delapan tahapan. Setiap tahapan membutuhkan waktu selama 45 menit. Ia tidak merasakan kesulitan dalam pembagian waktu antara pembuatan produk dengan sekolah. Hal ini dikarenakan proses pembuatan melibatkan beberapa siswa. “Tergantung jenis sparepartnya, ada beberapa tahapan dan biasanya satu tahapan itu bisa butuh waktu 45 menit,” terangnya.
Didik Tri Wahyanto, Kepala Bengkel Teknik Mesin SMK Negeri 1 Karawang menyampaikan produksi sparepart motor berawal dari program sekolah Badan Layanan Usaha Daerah dari pemerintah Provinsi Jabar. Ia melanjutkan bisnis yang dimaksud berupa Teaching Factory, siswa mendapatkan bimbingan dan pembelajaran dalam pembuatan produk. Teaching Factory yang pertama dilakukan kerjasama dengan PT. Fuji Technica Indonesia pada tahun 2015. “Awal mula produksi sparepart motor itu dari program sekolah yang ditunjuk oleh provinsi yang BLUD, dengan adanya program ini sekolah boleh melakukan bisnis,” ujarnya.
Ia memaparkan kembali, selain perusahaan tersebut pihak sekolah pun melakukan kerjasama dengan Master Engineering dan Host Motoshop atau PT. Kirana Mandiri. Ia memaparkan kerjasama dengan perusahaan terakhir mulai mencoba pembuatan produk sparepart motor. Pada Oktober pembuatan produk menggunakan 3 mesin yang telah dapat dijalankan setelah adanya Covid 19. “Kalau yang ini belum, kemudian setelah kerjasama dengan perusahaan itu kita kembali melakukan kerjasama bersama Master Engineering untuk membuat cetakan yang berbahan karet, plastik. Terakhir kita kerjasama dengan Host Motoshop, pihak perusahaan ingin melihat sekolah dan ternyata ada mesin yang bisa digunakan untuk pembuatan sparepart motor,” tambahnya.
Ia menyampaikan, produk tersebut saat ini telah dijual langsung kepada konsumen. Sistem pembelian dengan cara pemesanan custom kepada pihak sekolah. Ia menuturkan, pada saat Oktober telah berhasil menjual 50 pcs untuk jenis segitiga motor pada bagian shock. Pembuatan produk tidak melibatkan seluruh siswa.
“Sparepart ini kan banyak macamnya dan pemesanannya itu custom dari konsumen tapi kalau untuk produksi masal itu bagian shock. Bulan Oktober kemarin bisa sampai 50 pcs untuk jenis segitiga motor dan kita jual juga di salah satu online shop,” imbuhnya. (nad)

Related Articles

Back to top button