PLN Berikan Bantuan Cator untuk Desa Sukamakmur
KARAWANG, RAKA – PT PLN (Persero) UIT – JBT UPT Bekasi memberikan bantuan satu buah cator kepada masyarakat di Desa Sukamakmur, Kecamatan Telukjambe Timur. Cator ini nantinya bakal digunakan untuk mengangkut sampah.
Manager PLN UPT Bekasi Yaya Supriman menyampaikan, kendaraan tersebut akan digunakan untuk mengangkut sampah dari masyarakat. Bantuan ini agar dapat meningkatkan kerjasama dengan masyarakat, kemudian untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap instalansi yang ada di sekitar. “Kami memberikan bantuan kepada masyarakat Desa Sukamakmur berupa motor pengangkut sampah. Tujuannya itu untuk membantu program kebersihan lingkungan, meningkatkan kerjasama kami kepada masyarakat dan juga meningkatkan kesadaran instalasi yang ada di lingkungan mereka,” ujarnya, Selasa (15/11).
Diteruskannya, tempat pembuangan sampah (TPS) di desa tersebut berdekatan dengan instalansi PLN. Hal ini dapat memiliki potensi terhadap keamanan instalansi yang ada. Ia mengaku jika pihak PLN telah memberikan imbauan kepada dinas terkait agar melakukan pemindahan lokasi TPS. “Untuk saat ini pembuangan sampah berdekatan dengan instalasi kami, ini bisa berpotensi kepada keamanan instalasi. Kami sudah menghimbau kepada dinas lingkungan hidup Kabupaten Karawang untuk memindahkan TPS tersebut,” tambahnya.
Yaya melanjutkan, sebelum adanya lokasi pemindahan, maka masyarakat diwajibkan agar merawat dan menjaga kebersihan TPS. Hal ini bertujuan supaya tidak terdapat hewan kecil yang dapat merusak instalasi. “Saat ini sambil menunggu TPS tersebut dipindahkan, kami imbau untuk menjaga kebersihan jangan sampai berantakan karena ini bisa berpotensi mengundang binatang pengerat yang dapat merusak instalansi tersebut,” tambahnya.
Hendrik Hendryana, sekretaris Desa menyampaikan rasa terimakasih atas bantuan yang telah diberikan. Kendaraan ini akan digunakan untuk mengangkut sampah dari rumah masyarakat ke lokasi TPS. “Alhamdulillah salah satu perusahaan yang ada di wilayah kita memberikan bantuan berupa cator. Nantinya ini akan kita gunakan untuk mengangkut sampah, kami memang kekurangan kendaraan pengangkut sampah dari masyarakat ke TPS,” paparnya.
Hendrik menyebut, permasalahan lokasi TPS telah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Ia mengungkapkan sebagian masyarakat merasa tidak setuju untuk pemindahan lokasi. Hal ini dikarenakan hingga sekarang belum terdapat tanah desa yang dapat digunakan. “Sebetulnya untuk masalah ini sudah lama ya, TPS itu sudah berdiri tahun 2014 atau 2015 sebelum pemerintahan kepala desa yang sekarang. Waktu kita sounding kepada masyarakat banyak yang merasa keberatan untuk dipindahkan karena belum ada lokasi untuk pemindahannya,” tutupnya. (nad)