Nyuci di Irigasi, Nenih Tenggelam
JATISARI, RAKA – Seorang ibu di Desa Cirejag, Kecamatan Jatisari, tenggelam dan hanyut terbawa derasnya arus irigasi Tarum Timur, Rabu (26/12) kemarin.
Djoko Parianto, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang yang berada di lokasi kejadian menyampaikan, berdasarkan laporan yang diterimanya ada seorang ibu yang sedang mencuci dan tenggelam di irigasi. Dia beserta beberapa personel lain langsung mendatangi lokasi dan melakukan pencarian. “Infonya sekitar setengah 8 (pagi) kita langsung kesini dan melakukan pencarian,” kata Djoko kepada Radar Karawang.
Dikatakan Djoko, setelah beberapa jam melakukan pencarian, pihaknya mendapatkan informasi bahwa korban telah ditemukan di daerah Cikijing yang berjarak sekitar 3 kilometer dari tempat tenggelamnya korban. “Ketemu jam 12.00 WIB di daerah Cikijing dengan kondisi sudah meninggal,” katanya.
Di tempat yang sama, Dadang Supriatna, kepala Desa Cirejag menyampaikan, korban merupakan warga Desa Cirejag, Dusun Karajan 2 RT07/03, yang rumahnya berjarak 500 meter dari irigasi, dan sudah biasa mencuci pakaian di irigasi. “Namanya Nenih, usia sekitar 34 tahun. Sering nyuci baju di irigasi karena keterbatasan ekonomi. Di rumahnya tidak ada sumur,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, korban sudah pernah beberapa kali mengalami hal yang serupa, namun selalu tertolong oleh warga. “Punya penyakit ayan. Sudah dua kali kejadian. Ini yang ketiga kalinya,” terangnya.
Sementara, Ana (50) suami korban mengatakan, dia sering melarang istrinya mencuci di irigasi, karena dia mengetahui istrinya mempunyai penyakit. “Saya juga selalu ngelarang karena dia (korban) punya penyakit dan sering kambuh. Waktu itu pernah kambuh terus jatuh di darat, sampai pipinya bocok kena batu,” kata Ana.
Ana juga menceritakan, pagi itu dia pergi bersama satu orang putrinya yang masih berusia 6 tahun, untuk menjual barang-barang rongsok hasil pencariannya. Ketika dia hendak pulang ke rumah, dari kejauhan terlihat ada tumpukan cucian baju yang diketahui adalah cucian istrinya. Namun setelah dia menghampiri tempat itu, istrinya tidak ada. “Saya dari jauh juga sudah liat, makanya langsung nyamperin. Tapi pas sampai kok istri saya gak ada. Hanya ada sandalnya saja. Saya kira lagi ke warung,” ungkapnya.
Setelah mencari ke warung dan mencoba menanyakan kepada beberapa orang di sekitar, lanjut Ana, tidak ada orang yang tahu. “Saya sudah nyangka pasti jatuh ke irigasi. Soalnya sudah dua kali kaya gitu,” ungkapnya.
Ana juga menambahkan, sebelum pergi, dia sudah mewanti-wanti kepada istrinya agar jangan berpergian. Karena khawatir penyakitnya kambuh ketika sedang di luar rumah. “Saya keluar rumah itu jam 6 sama anak. Kayaknya tidak lama istri saya juga pergi nyuci. Makanya jam 7 saya pulang itu istri udah gak ada,” pungkasnya. (cr2)