Halaqah NU Women Dorong Peran Perempuan
PURWAKARTA, RAKA – Perempuan Indonesia dan khususnya kaum perempuan di Purwakarta harus menyadari bahwa semua mempunyai akses dan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk memperoleh sumber daya, seperti akses terhadap ekonomi, politik, sosial, teknologi dan peran terhadap pembangunan bangsa.
Ketua Fatayat NU Kabupaten Purwakarta Nung Najibah mengatakan, penyelenggaraan halaqah perempuan NU yang bertema bergerak dan bersinergi dalam membangun peradaban bangsa diambil dari sebuah kutipan Hadits Nabi yang berbunyi, “Wanita adalah tiang negara, bila wanitanya shalihah maka akan baik pulalah negaranya, namun sebaliknya jika wanitanya rusak maka akan rusak pula negara”.
“Untuk itulah halaqah ini juga selain ditujuan untuk anggota badan otonom perempuan NU juga ditujukan untuk para perempuan pesantren. Karena tidak dapat dipungkiri di balik kesuksesan para kiai memimpin pesantren ada peran wanita dalam hal ini istri kiai mendorong dan berperan aktif di dalamnya,” kata Nung.
Menurutnya, hal-hal yang terjadi pada para santri di pesantren, biasanya ibu nyai (kiai perempuan) lebih tahu dan sekaligus sebagai pengambil keputusan.
“Biasanya, para kiainya narima beres kitu, maka dirasa perlu Fatayat hadir untuk lebih memberdayakan peran mereka bukan hanya intern di pesantren saja, namun jangkauannya bisa lebih luas lagi khususnya untuk organisasi NU. karna Jam’iyah NU itu sendiri dipenuhi lebih dari 50 persen jamaahnya dari kaum wanita,” imbuhnya.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, kaum perempuan harus yakin mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan sebagai motor penggerak dan sekaligus agen perubahan.
Anne juga menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Purwakarta sangat mengapresiasi kegiatan halaqah perempuan NU yang digelar di Bale Yudhistira tersebut. Karena halaqah perempuan sangatlah penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter, serta mencetak perempuan bangsa dan daerah yang berkompeten.
Dengan kegiatan seperti ini, ia berharap dapat menjadi penunjang untuk membangun peradaban yang bermartabat dengan peran perempuan sehingga dapat bersinergi melakukan pergerakan baik kolaborasi lintas sektor antar perempuan maupun antar organisasi perempuan.
“Kegiatan ini juga bisa menjadi ajang silaturahmi untuk menciptakan ide-ide gagasan untuk membentuk perempuan hebat di Kabupaten Purwakarta,” ujarnya.
Dia berharap, silaturahmi ini akan melahirkan sebuah ide gagasan, agar tetap berkolaborasi antara pemerintah daerah dengan NU. “Terutama adalah Fatayat NU di Kabupaten Purwakarta yang bisa melakukan langkah-langkah konkrit dalam upaya membentuk wanita-wanita hebat di Purwakarta,” ujarnya.
Menurutnya, negara telah berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan perempuan perlindungan ibu dan anak. Sehingga, peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan tersebut bisa dilakukan dengan baik bila adanya kerjasama.
“Dan pelantikan pengurus Fatayat NU ini, adalah salah satu yang dicita-citakan. Komitmen negara dalam pemberdayaan perempuan perlindungan ibu dan anak tidak cukup dari beberapa kelembagaan pemerintah daerah saja, namun perlu juga kerjasama seperti ini,” ucapnya.
Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Purwakarta sudah melakukan berbagai inovasi untuk mendorong kaum perempuan. Namun masih perlu beberapa dukungan dari pihak lain agar hal tersebut bisa terwujud dengan baik di Kabupaten Purwakarta.
“Dalam perjalanan terbentuknya negara ini, banyak perempuan yang berperan. Potensi itulah yang harus didorong menjadi sebuah kekuatan bangsa kita, saya mengapresiasi penghargaan yang tinggi, ternyata Nahdlatul Ulama menjadi organisasi paling terdepan dalam mendorong pemberdayaan kaum perempuan,” imbuhnya.
Halaqah NU Woman merupakan rangkaian Harlah 1 Abad NU. Dalam kegiatan tersebut juga dipadukan dengan pelantikan Pengurus PC Fatayat NU Kabupaten Purwakarta periode 2022-2027. Acara rangkaian harlah 1 Abad NU bakal diakhiri dengan kegiatan kirab kebangsaan 31 Januari 2023 mendatang. (gan)