Kades Mau Modali Pembuat Terompet
RENGASDENGKLOK, RAKA – Kurang dari sepekan menjelang tahun baru, sepanjang jalan raya Proklamasi mulai dipadat pedagang trompet. Keberadaan para pedagang tersebut sudah jadi tradisi di pinggir jalan itu setiap kali berlangsung pergantian tahun.
Seperti diungkapkan Misan (65), pedagang terompet asal Dusun Bojongkarya 1 Rt 004/001, Desa Rengasdengklok Selatan. Dia berjualan terompet dipinggir jalan raya Proklamasi setiap pergantian tahun sejak lima tahun terakhir. Sehari-hari, kata Misan, ia berjualan mainan plastik. “Kalau tahun baru saya fokus jual terompet, dan sudah 5 tahun terakhir menjalani usaha jual trompet ini,” kata Misan Rabu (26/12).
Meskipun musiman, lanjut Misan, keuntungan dari menjual terompet dinilai cukup menjanjikan. Selama satu bulan proses pembuatan terompet dengan modal awal Rp 1,2 juta, hasil penjualannya mendapat keuntungan Rp 1 juta. “Saya jual mulai daru harga Rp 5000 hingga Rp 50 ribu per terompet,” ujarnya.
Adapun jenis atau motif terompet yang ia jual bukan hanya 1 motif saja, sebagai penarik minat pembeli, ia buat sekitar 5 jenis terompet. Mulai dari motif terompet tanji, bopong, panjang, kupu-kupu, rumbe-rumbe, hingga motif ular naga. Trompet tradisional berbahan kertas ini ia buat menarik disesuaikan perkembangan zaman. “Sekarang saingan jualan terompet banyak tapi pembeli juga banyak. Saat ini saingan lebih sedikit, namun peminatnya juga kurang. Makanya kita buat motif seunik mungkin,” ucapnya.
Kepala Desa Rengasdengklok Selatan Darim mengatakan, dia mengapresiasi hasil kreatifitas warganya. Apalagi, kerajinan terompet ini dapat membantu menaikan omset dan perekonomian warga. Meskipun terompet baru ramai diburu pembeli setahun sekali, jika dinilai menguntungkan, tahun depan ia mengaku siap menggelontorkan bantuan dana bagi 2 pengrajin terompet yang berada di desanya. “Pembuatan trompet tradisional berbahan kertas ini cukup rumit juga, tapi kalau memang warga siap, kita bikin pelatihannya,” pungkasnya. (rok)