Penjaga Perlintasan Kereta Sehari Dapat Rp50 Ribu
KLARI, RAKA – Mencari rezeki tidak harus menjadi seorang pekerja pabrik. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Termasuk menjaga perlintasan kereta api, seperti yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat di Desa Pancawati, Kecamatan Klari.
Sebanyak 16 orang personel warga di sana menjadikan perlintasan kereta api di yang berlokasi di dekat Desa Pancawati sebagai salah satu lahan pendapatan. Dengan berjaga perlintasan, Rp50 sampai Rp70 ribu bisa mereka dapatkan setiap harinya. “Penghasilan nggak nentu, gimana yang ngasihnya. Rata-rata dapat Rp50 ribu sampai Rp70 ribu setiap orangnya,” ujar Abi (42), salah seorang penjaga perlintasan kereta api di Pancawati.
Abi menuturkan, 16 orang personel yang berjaga di perlintasan kereta itu dibagi ke dalam empat kelompok. Satu kelompok empat orang dan bertugas dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Sehingga selama 24 jam perlintasan tersebut tetap dijaga dan bisa dilalui oleh pengendara dengan aman. “Jam pergantian setiap orangnya tadi yang mulai jaga dari jam 12 siang sampai ke jam 5 sore, yang mulai dari jam 5 sore sampai jam 10 malam, yang mulai dari jam 10 malam sampai pagi, kemudian yang dari pagi sampai jam 12 siang,” tuturnya.
Ia mengatakan, menjadi petugas yang berjaga di perlintasan kereta api adalah hal yang dilakukan agar mempunyai pendapatan di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan. Selain itu, menjaga perlintasan kereta api liar juga dilakukan agar para pengendara bisa melintas dengan aman dan tidak terjadi kecelakaan.
“Karena kasihan kalau yang lewat ngga ada yang jaga. Biasanya orang yang berlalu lalang disini itu dari Desa Cengkong,” ucapnya.
Didin Tajudin (35) warga Belendung yang setiap hari bekerja ke arah Cikampek mengaku terbantu dengan adanya perlintasan kereta api itu. Menurutnya, perlintasan itu menjadi jalan pintas saat ia hendak pulang dari arah Cikampek menuju Belendung. Karena dengan melewati jalan itu, perjalanannya dirasa lebih dekat tanpa harus berputar di depan Kecamatan Klari. “Kalau pulang sangat terbantu. Karena jadi lebih dekat dan gak usah muter dulu,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, ia tidak merasa keberatan jika harus merogoh kocek untuk memberi seribu atau dua ribu kepada petugas yang berjaga.
“Daripada muter ya mending ngasih. Itu juga kalau ada uang receh, kalau gak punya ya lewat aja karena gak dipaksa,” ungkapnya. (nce)