Uncategorized

Aeni Harumkan Nama Kampus

Aeni Indriyati

TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Menjalanai perkuliahan sambil bekerja nampaknya sangat menguras energi, perlu manajemen waktu yang baik untuk mengatur kegiatan agar kewajiban sebagai mahasiswa dan kewajiban sebagai pekerja berjalan seiringan.

Aeni Indriyati adalah contoh nyata dari gambaran mahasiswa tersebut yang bisa sukses meski sambil kerja. Mahasiswa semester 5 Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang ini dapat menjalani aktifitasnya sebagai mahasiswa dan karyawan dengan baik selama 4 tahun ini.

Meskipun ia terkadang merasa susah untuk mengatur waktu karena jadawal aktifitas yang bentrok, namun ia merasa sangat bahagia karena dapat membiayai sendiri uang perkuliahannya. “Seneng sih, lebih merasa bahagia bisa kuliah pakai uang sendiri,” ungkapnya.

Kesibukannya itu tak menghalangi dirinya untuk berprestasi, bahkan di tingkat internasional. Belum lama ini ia memenangkan lomba poster sebagai juara 2 dalam gelaran International Poster and Essay Competition yang diadakan oleh Universitas Ahmad Dahlan. Lomba itu ia ikuti pada bulan Oktober lalu dan diumumkan pada tanggal 1 November kemarin. “Alhamdulillah, gak nyangka sebenarnya, padahal yang aku buat tuh sederhana banget, kalau lihat yang juara 1 sama juara 3 itu lebih bagus, lebih lengkap informasi di posternya,” ujarnya.

Aeni panggilan akrabnya menceritakan, awalnya mendapat informasi lomba ini dari dosennya, ia sendiri tidak yakin untuk bisa mengikuti lomba karena tidak punya keahlian dalam desain grafis.

Setelah dosennya terus meyakinkan dirinya akhirnya ia pun mau sebab lomba ini pun berkaitan dengan bidang pendidikannya yakni farmasi. Penuturannya, perlu watu 3 minggu untuk mengerjakan poster tersebut di sela kesibukannya. “Bisa jadi juara aku tuh senang banghet, karena bisa mengharumkan UBP yang notabene kampus baru apalagi samapi tingkat internasional. Senang juga bisa membanggakan orang tua,” ucapnya.

Poster yang dibuat Aeni merupakan poster bertema farmasi yang mengangkat ide adanya aplikasi pada telepon pintar untuk lebih mempermudah komunikasi antara pasien dengan apoteker.

Dikatakannya, ide itu dilatarbelakangi kondisi saat ini dimana pasien perlu mengantri panjang untuk mengkonsultasikan obat kepada aopteker. Salah satu gagasan yang ditawarkan dalam idenya itu adalah pengguna aplikasi dapat berkonsultasi langsung dengan apoteker mengenai obat yang dikonsumsi. Secara sederhana cara kerjanya adalah apoteker menganalisis obat yang dikonsumsi berdasarkan data pribadi pengguna yang sebelumnya telah diinput.

Terdapat 3 simbol warna sebagai hasil analisis, yakni hijau jika obat yang dikonsumsi tepat, kuning untuk hati-hati dalam penggunaan obat, dan merah untuk menyatakan bahwa obat yang dikonsumsi berbahaya dan perlu penanganan langsung. “Saya namakan aplikasinya JET-Pharmacy, JET itu singkatan dari Just in time, Easy to use, dan Trustworthy,” pungkasnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button