HEADLINE

Air Barugbug Hitam Lagi

JATISARI, RAKA – Tinjauan lapangan mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga kementerian sudah dilakukan, nyatanya tak membuat air Bendung Barugbug bening.

Pencemaran Bendung Barugbug, berasal dari perusahaan yang ada di Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta melintasi aliran Sungai Ciherang dan Sungai Cilamaya. Air dari Bendung Barugbug ini, mengairi sekitar 2.926 hektare lahan pertanian. Minggu (21/7), air Bendung Barugbug kembali hitam. Warga yang kesal atas pencemaran yang terus berulang, kemarin melakukan aksi simpatik di area Bendung Barugbug. “Pada jam 10.00 WIB sampai jam 13 WIB, para warga melakukan demo, spanduk yang sudah disediakan, ditandatangai oleh warga yang mengikuti demo dan pengendara motor yang melintasi jalan ini juga ikut menandatangani, sebagai bentuk penolakan agar perusahan tidak membuang limbah ke Bendungan Barugbug,” kata Hasim (50), warga Dusun Krajan Desa Barugbug, kepada Radar Karawang, Minggu (21/7) kemarin.

Setiap musim kemarau, lanjutnya, air Bendung Barugbug terlihat hitam pekat dan aroma bau tak sedap pun tercium oleh warga yang jaraknya tidak jauh dari bendungan tersebut. “Kalau musim hujan, aroma bau tak sedapnya tidak terlalu tercium dan warnanya gak terlalu hitam pekat kaya gini. Kita tentu resah, Bendungan Barugbung sudah terkontaminasi sama buangan limbah perusuhaan dari Kabupaten Subang dan Purwakarta,” jelasnya.

Menurutnya, jika perusahaan masih bandel membuang limbah ke Bendung Barugbug, tentu warga yang ada Desa Barugbug tidak akan diam saja. “Dulu, 15 tahun yang lalu air Bendungan Barugbug tidak hitam pekat dan bau, malah bening dan bersih. Bisa digubakan untuk cuci baju, berenang dan mancing. Semanjak sudah terkontaminasi, ya begini lah, sumber penghasilan warga pun jadi terganggu juga,” ungkapnya.

Mariam (66), warga Dusun Karajan, Desa Barugbung meminta Pemerintah Kabupaten Karawang untuk mengatasi permasalahan tersebut, jika dibiarkan terus menerus tentu akan berdampak secara signifikan, kesehatan warga akan terancam. “Aku harap, pemerintah bisa mengatasinya, jangan diam saja. Masa buangan limbah dari luar, dampaknya kita yang merasakan,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang Wawan Setiawan mengatakan, sumber pencemaran berasal dari luar Kabupaten Karawang. Pihaknya sudah memebuat laporan ke provinsi maupun kementerian. “Kejadiannya sudah lama kita laporkan, baik ke tingkat provinsi maupun kementerian, karena sumber pencemarannya di luar Kabupaten Karawang,” ucapnya

Berbagai pihak, lanjutnya, sudah turun langsung ke lapangan melihat kondisi Bendung Barugbug. Hanya saja, tambah Wawan, belum ada tindak lanjutnya hingga saat ini. “Semua sudah sempat turun ke lapangan, baik dari provinsi, kementrian bahkan terakhir dari Menko Maritim. Tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya,” pungkasnya. (acu/nce)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button