Air Mancur Sri Baduga Kena Dampak Kemarau

Belum Beroperasi Lagi
PURWAKARTA, RAKA – Tempat Wisata Taman Air Mancur Sribaduga yang merupakan ikon Purwakarta sudah beberapa pekan tidak beroperasi. Air Mancur itu diberhentikan beroperasi untuk sementara waktu karena musim kemarau.
Pantauan di lapangan, tidak sedikit wisatawan yang telah berkunjung ke Purwakarta kecewa lantaran tidak mengetahui jika Taman Air Mancur Sri Baduga tidak beroperasi.
Bahkan, hal itu juga berimbas pada Usaha Kecil Menengah (UKM) di sekitar lokasi yang memanfaatkan keramaian wisatawan menjadi kehilangan konsumen.
Presiden Direktur International Countil For Small Businees (ICSB) Purwakarta Nicolaas Johannes mengatakan, seharusnya pemerintah mempertimbangkan itu sebelum penutupan sementara dilakukan. “Saya tidak tahu berapa persen, cuman kelihatannya UKM menurun karena wisatawan berkunjung ke Purwakarta juga menurun,” ujarnya, akhir pekan lalu.
Ia menilai, pemerintah bisa melakukan upaya lain agar taman air mancur tetap beroperasi, semisal kerja sama dengan Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur atau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk menambah debit air di Situ Buleud tempat air mancur beroperasi.
Meskipun, lanjut dia, memerlukan biaya yang besar, tapi ia meyakini dampaknya lebih besar terhadap perekonomian masyarakat lokal. “Icon destinasi wisata seharusnya dipertahankan dalam kondisi cuaca apa pun, karena yang nama icon itu pasti banyak penyedot wisatawan yang berdampak besar terhadap semua hal, misal peningkatan UKM, penginapan atau lainnya,” ujarnya.
Sementara itu diakui Asisten Daerah (Asda) Bidang Pemerintahan Hukum dan Kesejahteraan Rakyat Entis Sutisna, penghentian sementara air mancur mengurangi pendapatan para pedagang khususnya yang beroperasi di festival wisata kuliner akhir pekan. Namun, ia juga tidak bisa mengupayakan untuk mengoperasikan air mancur tersebut. “Jumlah kunjungan wisatawan sudah pasti berkurang, namun UKM tetap berjalan setiap malam Minggu, yah paling tidak memanfaatkan wisatawan lokal Purwakarta,” katanya.
Soal penarikan air di Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur memungkinkan saja, namun hingga saat ini belum pernah dilakukan mengingat jaringan itu belum tersedia. “Narik air dari Waduk Jatiluhur itu mahal. Kami belum pernah melakukan itu karena jaringannya belum ada,” kata Entis.
Ke depannya, ia berharap Taman Air Mancur Sri Baduga bisa dikelola pihak swasta agar bisa tetap beroperasi secara mandiri. Selain itu, jumlah penonton pertunjukan air mancur mencapai lebih dari 50 ribu orang per malam. “Setelah air mancur berhenti beroperasi jumlah pengunjung ke kawasan Situ Buleud berkurang hingga 50 persen,” ujarnya. (gan)