Air Waduk Jatiluhur Menyusut
MENYUSUT: Air Waduk Jatiluhur tampak menyusut akibat kemaru panjang beberapa bulan terakhir. Meski volume air bendungan itu surut, namun Perum Jasa Tirta II memastikan pasokan air untuk kebutuhan pertanian di wilayah hilir masih teratasi.
PURWAKARTA, RAKA – Kemarau panjang yang terjadi belakangan, mengakibatkan air di Waduk Jatiluhur mengalami penyusutan.
Meski volume air bendungan itu surut, namun Perum Jasa Tirta II memastikan pasokan air untuk kebutuhan pertanian di sejumlah wilayah masih berjalan dengan baik.
Direktur Utama PJT II U Saefudin Noer mengatakan, penyusutan air masih dalam batas normal dan tidak berdampak terhadap penunjang pembangkit listrik dan pasokan air untuk kebutuhan pertanian di Kabupaten Karawang dan sekitarnya.
Menurutnya kebutuhan air masih terpenuhi sesuai kebutuhan. “Bahkan para petani di sana masih bisa panen sesuai jadwal. Artinya, meski musim kemarau panjang namun pasokan air ke mereka masih normal. Di Kabupaten Karawang dan sekitarnya masih bisa panen. Itu bukti bahwa air di sini masih normal,” katanya kepada sejumlah awak media pada peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2019, beberapa waktu lalu.
Namun demikian, dia juga mengakui jika air di Waduk Jatiluhur mengalami penyusutan. Hal itu terjadi karena dampak musim kemarau panjang melanda sejumlah daerah termasuk Kabupaten Purwakarta. “Kondisi tinggi muka air saat ini menyusut dari 105 menjadi 88 mdpl,” tuturnya.
Menurutnya, manajemen sistem penyaluran air yang optimal sangat diperlukan pada musim kemarau seperti saat ini. Jadwal penggunaan air secara disiplin juga menjadi kunci utama agar air tetap ada. “Intinya air harus digunakan secara maksimal agar semua yang diperlukan dapat diatasi,” demikian Saefudin Noer. (gan)