HEADLINE
Trending

Dedi Mulyadi Mau Kirim Guru ke Barak Militer

RadarKarawang.id – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan kirim ribuan guru ke barak militer. Menurutnya, tradisi di barak marinir harus sama dengan sekolah.

Hal tersebut diungkapkan Dedi Mulyadi saat menutup Pendidikan Gapura Panca Waluya di Markas Marinir Cilandak.

Gubernur Jawa Barat menuturkan, guru-guru dan lingkungan sekolah harus seperti korps marinir.

“Sikap gurunya harus seperti korps marinir. Lingkungan sekolah yang bersih dan tertata harus seperti korp marinir. Toiletnya harus seperti korps marinir,” sebutnya.

Dedi Mulyadi mengatakan, hal tersebut harus dilakukan, agar anak-anak betah di sekolah.

“Untuk itu, Dinas Pendidikan nanti yang mengikuti pendidikan panca waluya bukan hanya muridnya,” sebutnya.

Pendidikan panca waluya, Gubernur Jawa Barat melanjutkan, tidak akan berhasil jika doktrinnya disampaikan oleh korps marinir.

“Doktrinnya harus disampaikan oleh guru-gurunya,” pungkasnya.

Baca juga: Ini Link Download Loga Hari Jadi Jawa Barat ke-80

Dedi Mulyadi membeberkan, yang masuk barak militer di bulan November dan Desember harus dua angkatan.

“Satu, muridnya sejumlah 1000 orang. Dua, gurunya 1000 orang dikirim ke sini,” bebernya.

Gubernur Jawa Barat menjabarkan, guru harus merasakan atmosfer yang sama.

“Harus masuk sini. Termasuk Kepala Dinas Pendidikan dan seluruh pejabatnya harus masuk barak marinir agar atmosfernya sama, terbentuk karakternya,” tegasnya.

Menurut Dedi Mulyadi, karakter merupakan satu kesatuan siklus, agar satu sama lain saling menumbuhkan silih asah, silih asih, silih asuh,” jelasnya.

“Tapi kalau karakternya berbeda, maka gerakannya gerakan tolak-menolak. Tidak akan jadi siklus, tidak akan jadi kehidupan,” ucapnya.

Tonton juga: Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dalam Tiga Menit

Kalau main bola, Gubernur Jawa Barat menjelaskan, walaupun bintangnya banyak, tetapi ketika tidak terjadi siklus, tidak satu irama, maka kesebelasan itu akan gagal.

“Kenapa? Seluruh pemainnya membawa egonya masing-masing ke lapangan, di pendidikan militer yang pertama adalah semua orang dibikin menjadi sama, maka dilakukan pembarakan,” terangnya.

Di dalam pembarakan, Dedi Mulyadi membeberkan, tidak boleh membawa asal usul.

“Kalau membawa kampung, maka kampungnya beragam tradisinya, beragam egonya. Jangan dibawa ke sini. Semuanya ditanggalkan,” tandas Gubernur Jawa Barat. (psn/rb)

Related Articles

Back to top button