Ajak Siswa Tidak Jenuh
RENGASDENGKLOK, RAKA – Pelaksanaan ujian praktik seni budaya di sekolah dengan menampilkan beberapa kesenian dinilai dapat mengembangkan motorik siswa. Dengan seni, berbagai macam kreatifitas, ide dan gagasan siswa muncul. Karena, selain kecerdasan akademis, siswa juga harus di berikan kesempatan dalam mengembangkan kemampuan non akademisnya, baik kesenian maupun olahraga.
Koordinator ujian praktik seni budaya SMKN 1 Rengasdengklok, Hendra Susanto Koswara, mengatakan, selain sebagai pelestari budaya, kesenian merupakan pelajaran wajib dikonsumsi siswa. Melalui seni, siswa bisa mengekspresikan diri, bahkan meluapkan kejenuhannya. “Dengan seni, siswa bisa belajar sesuai dengan kemampuannya,” katanya, Rabu (6/3).
Praktik mengeksplor bukan berarti menjejali pemikiran siswa, tetapi juga memberikan pelajaran akademis yang wajib di kelas. bahkan, siswa juga perlu mempelajari hal-hal yang mereka kuasai di bidang non akademis, khususnya bidang kesenian ataupun olahraga. Dengan seperti itu, siswa dengan sukarela akan melakasanakannya tanpa ada tekanan. “Karena pelajaran yang mereka minati dari awal, kita sebagai guru tak perlu susah payah merinci pelajarannya, justru mereka sendiri yang akan lebih aktif bertanya,” ucapnya.
Lebih lanjut guru seni dan budaya ini menambahkan, semakin banyak siswa di dalam kelas, tingkat stresnya akan lebih tinggi, karena mereka terus dijejali dengan pelajaran yang belum tentu mereka kuasai. Berbeda dengan pelajaran kesenian, siswa sendiri yang lebih banyak aktif. “Terus saja di dalam kelas tanpa ada refresing, pasti jenuh, padahal untuk refresing itu bukan hanya jalan-jalan, melalui seni juga siswa akan merasa di-refresh,” tegasnya.
Keberadaan kurikulum kesenian di sekolah, dinilai sangat membantu menyegarkan pemikiran siswa, khususnya dengan kegiatan seperti ini. Namun, memerlukan dukungan dari pimpinan sekolah itu sendiri. Untungnya, Kepala SMKN 1 Rengasdengklok sangat mendukung kegiatan siswa yang sifatnya membangun, khususnya dalam berkesenian ini. “Banyak juga siswa yang meminta kepada saya agar pelaksanaan ujian praktik seni budaya bisa di lakukan kembali seperti sekarang ini,” katanya.
Sementara, untuk tahun depan ia masih bertanya-tanya tentang ada atau tidaknya ujian praktik seni budaya yang dinilai dapat mengembangkan kreatifitas siswa ini. Pasalnya, untuk tahun depan terdapat perbedaan penerapan kurikulum. Saat ini saja, di kelas XI sudah tidak lagi di terapkan.”Kita tidak tahu kurikulum tahun depan seperti apa, karena yang kelas XI saja tidak ada praktiknya,” katanya.
Siswa kelas XII SMKN 1 Rengasdengklok, Tri Meliana Sari mengatakan, kewajiban seorang dalam mencari ilmu bukan hanya pintar dalam kelas, siswa juga memerlukan bakat lain untuk pembekalannya di masa depan. Jadi, jika siswa sudah mempunyai bakat sejak awal, pasca keluar sekolah bukan hanya mengantre membawa map di depan perusahaan. “Tujuan kita sekolah memang harus pintar, tapi bukan pintar saja, kita juga perlu bakat. Paling tidak perbandingannya 75 persen bakat, 25 persen pintar. Yang penting kita cerdas,” pungkasnya. (rok)
