Akhirnya Dapat Air Layak Minum
TEGALWARU, RAKA – Bantuan air bersih masih terus mengalir ke sejumlah wilayah Kecamatan Tegalwaru yang dilanda kekeringan. Baik dilakukan pemerintah, organisasi maupun lembaga swadaya masyarkat. Melalui bantuan tersebut diharapkan masyarakat bisa mengkonsumsi air yang layak untuk diminum.
“Kekeringan ini sudah berlangsung lebih tiga bulan dan warga sudah pasti amat membutuhkan air bersih. Kami melalui bantuan ini, paling warga bisa mengkonsumsi air yang layak untuk diminum,” ujar Direktur LSM Bina Potensi Kreativitas Muda (Bipo Krida) lusa (14/10) disela-sela pengucuran air di Kampung Palasari, Desa Kutalanggeng.
Kelangkaan air ini, menurut Roro Dhita mungkin disebabkan rusaknya bendungan dan penampung air serta jaringan pipanya yang panjangnya mencapai 8 km. Mulai dari atas Kampung Jayanti Desa mekarbuana Kecamatan Tegalwaru hingga Kampung Tegalloa Desa cintaasih Kecamatan pangkalan. Jaringan pipa air minum (PAM) tersebut dibangun hampir 22 tahun lalu.
Enam tahun kemudiann bendungan penampung airnya jebol diterjang deras air. Sejak itu, selama enam tahun terakhir, setiap kemarau air tidak lagi menetes melalu pipa tersebut. “Kita tak bisa lagi melakukan pembiaran terhadap aset wisata terbaik di karawang ini. Wisatawan mana yang mau datang jika 20 tahun nanti yang dilihat hanya tinggal bukit-bukit gundul dan sungai kering yang tandus,” ujar Roro Dhita.
Sementara disinggung soal divisit air yang terjadi akibat musim kemarau, Roro cuma mengatakan defisit air tersebut disebabkan beberapa faktor seperti tingginya deforestasi atau proses penghilangan hutan alam untuk diambil kayunya di kawasan Gunung Sanggabuana dan kawasan perbukitan di sekitarnya, sedangkan reboisasinya tidak berjalan. “Jumlah tegakan pohon di bukit – bukit sekitar kaki gunung sangga buana berkurang hampir 30% dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,” ujar Roro.
Berkurangnya pepohonan memang menyebabkan matinya sejumlah mata air di kaki gunung sanggabuana sehingga Bendungan Cigeuntis kekurangan pasokan air. Saat ini yang terlihat hanyalah hamparan bebatuan dan cadas dasar sungai yang sudah mengering. “Banyak warga yang terpaksa menggunakan air yang tidak layak untuk keperluan sehari-hari,” katanya.
Selain itu Roro juga mengingatkan kalangan dewan agar menaruh perhatian serius terhadap bencana kekeringan ini, terutama untuk memperbaiki bendungan dan jaringan pipa yang rusak. “Anggota dewan kan bisa ikut membantu memakai dana aspirasinya dan pejabat eksekutif juga bisa mengalokasikan dana mengatasi masalah kekeringan di Tegalwaru dan Pangkalan,” tegas Roro. (yfn)