Purwakarta
Trending

Akses Internet Terbatas, UPI Luncurkan KutaBaca

PURWAKARTA, RAKA – Mengatasi rendahnya literasi di daerah dengan akses internet terbatas, tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Mekatronika dan Kecerdasan Buatan (MKB) serta Pendidikan Sistem dan Teknologi Informasi (PSTI) UPI Kampus Purwakarta meluncurkan solusi inovatif. Adapun solusi itu adalah sebuah perpustakaan digital offline (tanpa internet) yang dinamai ‘KutaBaca’.

Tim dosen dan mahasiswa dari UPI Kampus Purwakarta tersebut meluncurkan KutaBaca di SDN 1 Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta dalam program pengabdian kepada masyarakat.
Dilakukannya hal tersebut sebagai respons atas rendahnya tingkat pemahaman bacaan siswa dan minimnya fasilitas pembelajaran digital di wilayah setempat.

Baca Juga : 3.826 Anak Belum Merasakan Imunisasi

Program ini didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPI, sebagai bagian dari komitmen kampus dalam mendorong pendidikan berbasis teknologi di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

Ketua tim pengabdian, Liptia Venica menuturkan bahwa KutaBaca merupakan perpustakaan digital tanpa internet, aplikasi perpustakaan digital berbasis web yang bisa diakses melalui jaringan lokal tanpa koneksi internet.

“KutaBaca singkatan dari Kutamanah Membaca. Aplikasi ini menyediakan lebih dari 300 judul buku digital, mulai dari buku pelajaran, buku pengetahuan populer, hingga cerita anak-anak,” ujar Liptia, Rabu (6/8).

Liptia mengatakan, akses KutaBaca tersedia di ruang perpustakaan dan ruang kelas melalui perangkat komputer yang sudah disediakan. Fitur-fitur KutaBaca dirancang agar fleksibel dan dapat terus dikembangkan sesuai dengan koleksi buku sekolah, menjadikannya solusi yang praktis dan efisien untuk lingkungan belajar di daerah yang belum terjangkau internet.

Ia juga menegaskan bahwa KutaBaca adalah wujud nyata kontribusi UPI dalam pemerataan akses pendidikan dan literasi.

Tonton Juga : BROERY MARANTIKA, SUARA BERAT MENYAYAT HATI

“Kami percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan akses terhadap bahan bacaan berkualitas, tanpa terkendala kondisi geografis maupun teknologi,” jelasnya.

Untuk membuat program ini lebih menarik bagi siswa, tim juga memperkenalkan maskot bernama ACIL (Anak Cinta Literasi), yang menjadi simbol semangat membaca anak-anak di Kutamanah.

Sementara, Kepala SDN 1 Kutamanah, Pipih Setiawati, menyambut inisiatif ini dengan antusias. “Anak-anak sangat antusias menggunakan KutaBaca dan guru-guru pun terbantu dalam menyiapkan bahan ajar. Ini adalah sesuatu yang luar biasa bagi kami,” ungkapnya.

Kehadiran KutaBaca membuktikan bahwa teknologi dapat membawa manfaat signifikan tanpa harus bergantung pada internet. Program ini menjadi cerminan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, sekaligus menegaskan peran strategis UPI dalam membangun masa depan pendidikan Indonesia yang merata dan adil. (yat)

Related Articles

Back to top button