Uncategorized

Alat Kesehatan SMAN 1 Tempuran minim

TEMPURAN, RAKA – Alat-alat kesehatan dan pendukung kesehatan di SMAN 1 Tempuran minim. Keberadaan Palang Merah Remaja (PMR) dan Usaha Kesehatan Siswa (UKS) juga dirasa belum optimal.

Pembina PMR SMAN 1 Tempuran Sunarto mengatakan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dinas Kesehatan hanya memberikan layanan pelatihan dan Bintek saja. Namun, untuk urusan pengadaan alat-alat medis kesehatan di sekolah, diakui Sunarto masih belum optimal, karena memang selama ini belum ada. Sementara, siswa yang sakit mendadak di sekolah seperti maag, pingsan, kesurupan bahkan kecelakaan saat berolahraga, perlu penanganan segera dengan media alat yang cukup.

Tanpa alat itu sebut Sunarto, mustahil eskul PMR dan internal UKS bisa maju dan berprestasi. “Setiap hari ada saja yang sakit, kebanyakan siswa itu maag, lambung, mual hingga pingsan dan kesurupan,” katanya.

Sunarto menambahkan, memang dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) pengadaan alat-alat untuk mengisi UKS dan ruangan PmR itu ada, tapi harus jujur itu terbatas, apalagi saat dibenturkan dengan perawatan. Sebut saja alat tabung oksigen untuk pertolongan pertama bagi siswa sesak nafas misalanya, selain mahal tabungnya, juga akses membeli gas oksigen juga jauh harus ke Karawang, sehingga kalau stok habis, siswa sesak langsung dilarikan ke Puskesmas dan atau di pulangkan kerumahnya oleh pihak sekolah. “Tabung oksigen dan CVR untuk memacu pernafasan saja kan mahal, sementara sakitnya siswa kebanyakan itu kalau gak maag ya sesak nafas itu,” katanya..

Lebih jauh Sunarto menambahkan, siswa yang rata-rata sakit di sekolah itu penyebabnya tidak sarapan, depresi keluarga atau memang riwayatnya. Tapi ketika siswa berada di sekolah dan sakit, otomatis siswa itu jadi tanggungjawab pihak sekolah. Oleh karenanya, ia berharap Dinas kesehatan khususnya, tidak sebatas mengisi saja bintek-bintek UKS, tetapi juga suplai sejumlah alat medis untuk mencukupi ruangan medis.

Apalagi, siswa sudah faham, saat ada yang sakit di kelasnya, pertama mereka akan dibawa keruangan UKS atau PMR, dan jika perlu penanganan tindaklanjut, bisa diantar pihak sekolah ke Puskesmas dan Klinik, sampai dipastikan anak tersebut stabil ke rumahnya. “Siswa sudah tahu kalau ada yang sakit di kelas, mereka datangnya ke UKS, tapi kalau alat minim kita mau berbuat apa,” katanya. (rud)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button