PURWAKARTA

Ambu Harus Berani

MENENGOK RUMAH HANCUR: Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika melihat rumah hancur oleh batu jumbo di Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, kemarin.

Diminta Warga Tutup PT MSS

PURWAKARTA, RAKA – Tantangan sebenarnya bagi Anne Ratna Mustika sejak dia dilantik sebagai bupati Purwakarta datang dari peristiwa berhamburannya batu berukuran besar ke Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru.

Kedatangan bupati yang biasa disapa Ambu Anne ke kampung tersebut pun, langsung disambut curhatan warga, Kamis (10/10). Mereka meminta agar pemerintah segera menutup pertambangan tersebut. “Ya ketika saya ke sana mereka meminta untuk ditutup saja,” kata Anne.

Apalagi menurut sejumlah pengakuan warga, pihak perusahaan pun tidak ada kontribusi kepada warga sekitar. Bahkan dari jumlah pegawai di perusahaan tersebut hanya empat orang warga. “Ya mereka akui katanya tidak ada kontribusi juga kepada warga, apalagi katanya hanya empat orang warga yang bekerja disana,” jelas Anne.

Terkait status PT MSS selaku perusahaan tambang tersebut, Anne mengatakan akan menunggu hasil investigasi dari inspektur pertambangan dalam tujuh hari kedepan. Bahkan ketika pertemuan dengan pihak PT MSS, terlihat Anne tidak puas setelah mendengar penjelasan. Apalagi ketika diberikan kronologi dari pihak perusahaan yang mengatakan kepadanya bahwa jatuhnya batu tersebut, karena faktor batu yang menempel di gunung tersebut. “Kalau emang terbukti batu jatuh tersebut karena blasting, saya harap ditutup saja, apalagi penuturan warga batu yang jatuh itu bentuknya seperti terbelah. Beda kalau memang menggelinding,” jelas Anne.

Apalagi di area tersebut tidak ada bekas landasan, seperti menggelinding. Apabila diketahui hasil investigasi akibat kesalahan SOP, maka pihaknya meminta agar Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencabut izinnya.

Selain itu menurut Anne, secara kesuluruhan perusahaan pertambangan di Purwakarta tidak terlalu memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Bahkan PT MSS saja dalam setahun hanya memberikan kontribusi maksimal Rp1,5 miliar. “Bandingkan saja dengan kerusakan yang ditimbulkan, jalan kabupaten rusak, kondisi lingkungan saya kira wajar apabila permintaan warga, dan dari kami untuk ditutup saja,” jelas Anne.

Sedangkan untuk warga Kampung Cihandeleum yang berjumlah 58 kepala keluarga atau 320 jiwa, Pemkab Purwakarta memberikan bantuan berupa trauma healing. Apalagi ketika langsung ke lokasi, tampak warga trauma dan takut kembali ke rumah. “Kita siapkan petugas trauma healing untuk warga, karena psikologis mereka. Apalagi melihat batu besar berdampak trauma hebat,” katanya.

PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS) membantah melakukan kelalaian dalam penambangan batu. Hal itu disampaikan Direktur PT MSS Bambang Yudaka. Bambang berdalih, jika peristiwa tersebut merupakan musibah dan di luar dugaan, sebab teknik hingga pengawasan jarak dengan potensi menggelindingnya batu tersebut sebelumnya sudah melalui pengawasan pihak terkait dari perusahaan. (gan)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button