HEADLINEKARAWANG

Anak dan Suami tak Boleh Mendekat

BERSAMA PETUGAS PEMAKAMAN: Lilik Raudatul Jannah (kedua dari kiri) setelah menguburkan pasien corona.

BAGI Lilik Raudatul Jannah, kegiatan sosial adalah sebuah aktivitas yang berguna untuk membantu orang lain dan diri sendiri. Ia melakukan pekerjaan sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dengan tulus tanpa pamrih. Saat sedang melakukan kegiatan sosial, suami dan empat orang anaknya sangat memberikan dukungan.

Tahun 2009, dia mulai aktif sebagai TKSK. Ia rela meninggalkan keluarga untuk membantu masyarakat. Saat tidak ada relawan wanita di kegiatan evakuasi banjir, ia tetap turun ke lokasi. Bahkan ia melakukan kegiatan tersebut hingga larut malam. Pernah suatu ketika dia membantu memulangkan perempuan depresi karena menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) kepada keluarga korban di daerah Bima, Nusa Tenggara Timur. Hal ini ia lakukan dengan menggunakan dana pribadi.

Lilik Raudatul Jannah

Wanita berusia 48 tahun, ini juga bertugas sebagai satuan tugas Covid-19. Ia berani melakukan pemakaman jenazah pasien corona dengan bantuan dari petugas yang lain. Bahkan ia sampai mendekati liang kubur untuk mengatur posisi jenazah. Setelah tugas selesai dilaksanakan, ia mandi terlebih dahulu di kantor sebelum pulang ke rumah. Kemudian setelah sampai di rumah, ia mandi kembali dan tidur di kamar terpisah. “Anak dan suami dilarang mendekat hingga hasil tes rapid dinyatakan negatif,” ujarnya.

Dalam mendidik buah hati, dia menerapkan sistem tarik ulur. Ia memposisikan diri sebagai teman, sahabat dan juga ibu. Semua anaknya tidak malu bercerita tentang apapun kepada dirinya. Jika tidak ada waktu untuk berbincang dengan ke empat buah hatinya pada malam hari, dirinya akan menyempatkan waktu berbincang saat pagi hari. Dirinya tak ingin ketinggalan momen perkembangan dan pertumbuhan sang buah hati. “Meskipun saya sibuk di luar, tetap saya akan meluangkan waktu bersama anak dan suami. Di saat saya libur, saya menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah. Saya juga menjaga komunikasi dengan suami saya. Setiap kegiatan yang saya lakukan pasti diketahui oleh suami saya,” ujarnya.

Semua kegiatan sosial yang dia lakukan, sebagian besarnya menggunakan dana dari kantong pribadi. Dirinya tak pernah ragu mengeluarkan uang untuk membantu sesama. Buatnya membantu orang lain juga sama seperti membantu diri sendiri. Tak pernah sama sekali ia meminta ganti atas dana yang telah dikeluarkan.

Selama bertugas sebagai TKSK, ia telah banyak mendapat penghargaan. Tahun 2011 mendapat penghargaan dari bupati Kabupaten Karawang, pada 21 April 2017 mendapat penghargaan dari Bupati Kabupaten Karawang sebagai wanita inspiratif pekerja sosial, dan beberapa penghargaan lainnya.

Dirinya dinobatkan sebagai wanita inspiratif, karena siap memasang badan untuk membantu masyarakat. Bahkan ia pernah membantu mempertemukan penyandang disabilitas yang telah lama dirawat di RSUD dengan keluarga di Tasikmalaya.

Saat orang tersebut telah bertemu dengan keluarganya, kata Lilik, malam hari dirinya mendapat kabar bahwa orang tersebut meninggal dunia. Tak jarang ia juga merasa lelah, letih namun tak pernah sekalipun keluar kata keluhan dari mulutnya. “Intinya begini, saya melakukan apa yang bisa saya lakukan. Pemicu motivasi saya paling besar adalah saya niatkan dalam hati, saya itu saya sedang menolong diri saya sendiri,” ujarnya. (cr6)

Related Articles

Back to top button