KARAWANG

Anak Rentan Jadi Korban Bullying

KARAWANG, RAKA – Sekolah selain tempat menggali ilmu, namun rentan terjadi kejahatan. Semisal bullying atau perundungan. Dampak buruknya bagi psikis korban bukan hanya fisik tapi juga psikis.

Staf Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karawang Karina Nur Regina menyampaikan, korban perundungan kerap menarik diri dari lingkungan sosial. “Mereka tidak nyaman bahkan cenderung tidak ingin sekolah atau bertemu dengan teman-temannya,” ujarnya.

Kehadiran media massa atau sosial media juga berpengaruh pada perilaku anak, konten yang tidak baik bisa jadi ditirunya dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak belum begitu bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, sehingga dia tidak bisa memilah mana yang bisa ditiru atau jangan ditiru. “Copyng behaviour namanya, anak-anak itu bisa 200 persen meniru suatu perilaku, tugas orang tua untuk memilah tontonan yang ramah anak dan mendampinginya,” tambahnya.

Keluarga terutama orang tua korban mesti memberi pendampingan agar psikis sang anak kembali pulih. Upayakan agar anak mendapatkan kembali kepercayaan dirinya dan mau untuk berbaur dengan lingkungan sosialnya. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan potensi sang anak, dan buat ia menyadari dan meyakini hal itu. Dengan demikian ia akan kembali percaya diri dan tidak larut pada perundungan yang dialami.

Regina menyampaikan, hal lain yang juga penting adalah mempersiapkan agar anak tersebut tidak kembali mengalami perundungan. Maka pendampingan pun mesti dilakukan terhadap pelaku, sebab bagaimanapun pelaku juga anak-anak yang mesti dilindungi. Ia yakin perilaku tersebut bukan terjadi begitu saja melainkan disebabkan berbagai faktor. Pada umumnya, anak pelaku perundungan berusaha mencari perhatian dengan perilaku yang ia lakukan. Ini menjadi sinyal bisa jadi anak tersebut kurang mendapatkan kasih sayang. Saat ini banyak anak yang kurang merasakan kehadiran orang tua, baik itu karena kesibukan kerja orang tua atau hal lainnya. Sebab itu sudah semestinya orang tua memberikan perhatian lebih dan kasih sayang serta mengawasi perilaku anaknya.

Sebagai orangtua harus bisa berusaha menjadi teman bercerita bagi sang anak, sebab kasus yang kerap terjadi dengan penanganan yang lambat adalah saat tidak ada komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua. Yang perlu diingat adalah anak bukan hanya membutuhkan figur ibu, melainkan juga figur seorang ayah.

Ia berpesan agar anak diarahkan pada kegiatan positif untuk menghindarinya dari perilaku negatif seperti perundungan. Jika kasus perundungan terjadi, hubungan antara korban dengan pelaku juga mesti dijalin kembali. Di lingkungan sekolah, tugas ini adalah tanggunga jawab guru bimbingan konseling (BK).”Guru BK yang punya wewenang lebih agar hubungan anak-anak itu bisa lebih baik,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button