
PURWAKARTA, RAKA – Seorang anak berusia delapan tahun ditemukan tertidur di emperan jalan dekat Bank Jabar Banten (BJB), Jalan Jenderal Sudirman, Pasar Jumat, Purwakarta, pada Rabu (3/9). Anak tersebut diketahui bernama Rafka M. Sabahri.
Kondisi Rafka saat ditemukan cukup memprihatinkan. Ia tampak kelelahan dan memilih tidur di tempat terbuka, tanpa ada orang dewasa yang mendampinginya. Situasi ini menimbulkan perhatian warga sekitar yang kemudian melaporkan keberadaan anak tersebut.
Belakangan diketahui, Rafka merupakan anak yatim yang tinggal bersama kakeknya. Sang ayah jarang berada di rumah karena kesibukan pekerjaan, sementara ibunya telah meninggal dunia. Kondisi itu membuat Rafka kerap merasa kesepian dan enggan kembali ke rumah.
Menurut keterangan, Rafka sempat mengaku tidak ingin pulang karena rumah yang ditempatinya terasa sepi dan gelap. Hal ini yang diduga mendorongnya memilih berada di jalanan pada malam hari.
Setelah mendapat perhatian, Rafka dibawa ke rumah dinas Bupati Purwakarta di Jalan Gandanegara untuk mendapatkan perawatan sementara. Di lokasi itu, ia diberi makanan, pakaian bersih, serta diperiksa kesehatannya oleh tenaga medis.
Pemerintah daerah kemudian menyampaikan kabar keberadaan Rafka melalui media sosial dengan harapan keluarganya segera mengetahui kondisi anak tersebut. Langkah itu diambil sebagai bagian dari upaya mencari solusi terbaik bagi masa depan Rafka.
“Anak ini sudah ditangani. Saat ditemukan kondisinya lapar dan kedinginan. Kami berkoordinasi agar ia tetap mendapat pendidikan dan tempat tinggal yang lebih layak,” kata Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, dalam keterangannya.
Rencana ke depan, Rafka akan ditempatkan di sebuah pesantren di daerah Cireok agar bisa menjalani pendidikan formal sekaligus tinggal di lingkungan yang lebih terjamin. Pihak keluarga, termasuk kakeknya, turut hadir dan menyatakan persetujuan atas rencana tersebut.
“Om Zein menemukan Rafka dalam keadaan gemetar karena lapar. Kini Rafka sudah mandi, diperiksa dokter, diberi pakaian bagus, dan siap diantarkan ke Cireok untuk pesantren sekaligus sekolah,” jelasnya.
Kasus yang menimpa Rafka sekaligus menjadi pengingat bahwa persoalan anak terlantar masih membutuhkan perhatian lebih serius. Dukungan berbagai pihak diharapkan mampu memberikan solusi berkelanjutan agar anak-anak seperti Rafka tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. (yat)