Uncategorized

Anggota PPK Tirtajaya Masuk Klinik

Tensi Darah Naik, Kelelahan

TIRTAJAYA, RAKA – Satu per satu penyelenggara pemilihan umum berjatuhan. Ada yang meninggal, terluka hingga sakit. Hal itu juga dialami oleh anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tirtajaya, Hadi Isnanto. Selama bertugas menjadi Divisi Sosialisasi dan Parmas, dia sempat dilarikan ke klinik karena kondisi badannya lemah. “Saya baru pertama kali mengalami darah tinggi sampai 150 tekanan darahnya. Kemarin sudah tidak kuat, terus dibawa ke dokter,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin.

Ia melanjutkan, pihak dokter menyarankan agar tidak bekerja dulu sampai kondisi badan normal seperti biasa. Namun Hadi menolak saran dokter, karena dirinya ingin tetap bekerja. Akhirnya Hadi diistirahatkan di rumah sampai hari Senin (22/4). “Saya disuruh sama dokter dirawat inap, sehingga mau dibuatkan surat keterangan sakit. Tapi karena saya bandel, akhirnya tidak dirawat,” tuturnya.

Suharta, ketua PPK Kecamatan Tirtajaya mengatakan Pemilu 2019 sangat melelahkan, padahal dirinya sejak 2015 dan 2018 sudah menjadi anggota PPK. Namun pemilu kali ini sangat menguras tenaga. Pasalnya, biasanya di kecamatan itu hanya menerima hasil rekapitulasi dari desa, namun sekarang PPK harus merekap semua TPS. “Pada hari kedua rekap pleno di tingkat kecamatan, rekan kita ada jatuh sakit akibat kelelahan,” jelasnya.

Hartono melanjutkan, pemilu ini juga sangat rumit, karena dari bawah segala bentuk administrasi banyak lendala. Mulai kurangnya logistik, bahkan saya mendapatkan laporan di PPS dan KPPS itu banyak yang sakit. Hartono mengharapkan regulasi untuk pemilu yang akan datang bisa seperti Pemilu 2014. Jadi di kecamatan itu hanya menerima rekap dari desa, sehingga kecamatan hanya membacakan rekap dari desa. “Tidak semua TPS kita bacakan. Pemilu 2019 saat ini boleh saya katakan itu pemilu yang terkejam di dunia,” pungkasnya. (cr4)

Related Articles

Back to top button