Angka Kematian Kecil
TANGKAL CORONA: Peserta minggon Kecamatan Cilamaya Wetan diberikan penyuluhan soal corona.
CILAMAYA WETAN, RAKA- Hampir dua bulan virus corona menggema di seluruh dunia, tak terkecuali di Karawang. Virus yang memiliki ukuran lebih kecil 10 kali lipat dari bakteri ini sebenarnya tidak lebih berbahaya daripada virus MERS, SARS bahkan flu burung. Hanya saja, perkembangbiakan virus corona lebih cepat dibanding virus lainnya.
Kepala Puskesmas Cilamaya Aziz Ghofur mengatakan, berdasarkan angka kematian, corona tidak lebih banyak daripada virus lain. Dari 100 orang yang terjangkit virus corona, paling banyak tiga orang yang meninggal. Itu pun jika si penderita di dampingi penyakit penyerta, atau akibat daya tahan tubuhnya lemah. “SARS dan MERS lebih berbahaya dari virus corona, karena corona hanya menyebabkan pilek, demam, batuk. Setelah 14 di karantina, kalau tidak di sertai penyakit lain, sembuh,” ucapnya, saat melakukan sosialisasi saat rapat minggon kecamatan di Desa Tegalsari.
Terdapat alasan yang menyebabkan virus ini cepat menggema, yaitu karena penyebarnya yang cepat, namun sebenarnya tidak begitu mematikan. Riwayatnya yang menyebabkan kematian akibat corona itu bisa menyebabkan kematian saat si penderita memiliki penyakit kronis, misalnya diabetes, gagal ginjal hingga ke jantung. “Terdapat 99% terinfeksi rata-rata usia 55 tahun, tua kalau sehat gak masalah. Itu pun saat mereka terkena kencing manis, fungsi ginjal yang rusak, naik ke jantung,” ujarnya.
Virus ini juga penyembuhannya di nilai cepat. Dan penyakit ini sudah ada dari dulu, cuma tidak menyebar ke manusia. Hanya menyebar melalui binatang. “Awalnya gak apa-apa, cuma beradaptasi dari manusia ke manusia,” terangnya.
Corona yang berasal dari bahasa Yunani, artinya mahkota ini pertama muncul di Kota Wuhan-Cina. Kenapa muncul di Wuhan? karena ada pasar jual beli hewan yang tak lazim di makan bagi masyarakat Indonesia secara umum. Kecuali di Tomohon Manado yang menjual kelalawar, ular, tikus dan lainnya. Virus ini awalnya berkembang biak dari hewan ke hewan, tidak bisa berkembang ke manusia. Namun, karena di konsumsi manusia, virusnya cepat menyebar sesuai dengan karakternya. “Virus ini masih sama dengan MERS, SARS, flu burung, cuma beda karakter. Awalnya dari hewan ke hewan, tapi sekarang ke manusia. Namun alurnya belum jelas seperti apa,” ungkapnya.
Aziz juga mengimbau bagi masyarakat, cara mengahadapi virus ini tetap dengan waspada, namun jangan terlalu panik. Selama di Cilamaya tidak ada pendatang dari Cina, Singapura, Italia dan negara yang terdampak virus ini tidak usah ketakutan berlebihan, apalagi sampai menyebarluaskannya ke media sosial. “Kita harus bijak dalam menggunakan medsos, karena ada orang TBC di sangka corona. Yang bisa mengetahui orang itu terdampak corona hanya dengan pemeriksaan secara berkala,” imbuhnya. (rok)