Angkot Jadi Sumber Kemacetan di Jam Pulang Sekolah
PURWAKARTA, RAKA – Jelang waktu pulang sekolah, sejumlah angkutan kota (Angkot) terpantau melakukan parkir sembarangan di Jalan K. K. Singawinata, tepatnya di depan SMAN dan SMPN 1 Purwakarta. Tak tanggung-tanggung, selain memenuhi bahu jalan, Angkot yang terparkir sembarangan itu memakan hingga setengah badan jalan. Pantauan Radar Karawang di lokasi, banyaknya angkot yang mangkal sembarangan menyebabkan adanya jalan yang menyempit, sehingga menyisakan sedikit jalan yang dapat dilalui kendaraan. Akibatnya, kepadatan kendaraan sempat terjadi dan sempat mengular.
Salah satu pengguna jalan, Isna Maulida (28) mengaku kesal dengan kondisi yang terjadi. Pasalnya, hampir setiap sore pada waktu pulang sekolah, kondisi jalan menuju Pasar Rebo Purwakarta, tersebut akan tersendat kemacetan. Hal itu disebabkan oleh banyaknya angkot yang parkir sembarangan. “Mengganggu sih, apalagi macetnya hampir setiap hari,” ucapnya, Senin (12/8).
Ia menilai bahwa sopir Angkot seharusnya dapat lebih tertib dalam memakirkan kendaraannya. Sehingga tidak menimbulkan sebuah kemacetan dan mengganggu pengguna jalan lain. “Harus lebih ditertibin, minimal mangkalnya di pinggir jalan, jangan sampai di tengah,” ujarnya.
Isna mengungkapkan, meskipun menyebabkan kemacetan, disisi lain dirinya tidak dapat berbuat banyak, sebab sopir Angkot merupakan masyarakat biasa dari kalangan bawah yang sedang berjuang untuk mengais rezeki demi penghidupan keluarganya. “Mau gimanapun juga tetep kasian sebenarnya, karena mereka lagi cari rezeki, jadi yaudah biarin aja,” ungkapnya.
Saat dikonfirmasi, Kadishub Purwakarta, Iwan Soeroso mengatakan bahwa sore hari ketika waktu pulang sekolah merupakan jam krusial terjadinya kemacetan. Sehingga karena hal itu, pihaknya telah menyiagakan sejumlah petugas untuk melakukan pengaturan lalu lintas di sejumlah titik krusial. “Kita siagakan petugas untuk Gatur, untuk mengurai kemacetan di titik yang dianggap krusial,” ujarnya.
Iwan mengungkapkan, dalam kondisi seperti itu penertiban harus dilakukan secara perlahan. Sebab, untuk menghindari adanya hal yang tidak diinginkan. “Kita gak gabisa langsung tindak tegas, karena rawan bentrok, solusinya kita tertibkan secara halus agar diterima semua pihak,” ungkapnya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa pengaturan lalu lintas bukan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pihaknya. Penyiagaan petugas Gatur merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kemacetan. “Kita ini hanya membantu, jadi jangan salah persepsi. Tapi ini akan jadi masukan buat kita dalam menertibkan lalu lintas,” tutupnya. (yat)