HEADLINE

Antrean Beli Pertalite Mengular

KARAWANG, RAKA – Setelah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan non subsidi naik, para pengendara motor lebih memilih untuk membeli pertalite dibanding pertamax. Salah satunya antrean di SPBU Pancawati dan SPBU dekat Rumah sakit Intan Barokah.

Salah satu pengendara, Jujun (26) warga Dusun Cilalung RT 014/007, Desa Mekarjaya, Kecamatan Purwasari, mengatakan dia harus rela antre agar bisa mengisi bahan bakar jenis pertalite. “Tadi antre, baru bisa isi BBM jenis pertalite,” katanya kepada Radar Karawang.

Jujun menambahkan, harga BBM akan naik membuat SPBU di beberapa wilayah yang ada di Karawang cukup padat. “Mungkin BBM naik, jadi di beberapa SPBU padat banget antrenya,” tambahnya.

Dirinya menjelaskan, sebelum mengisi bahan bakar di SPBU Pancawati, dirinya yang juga baru pulang dari Karawang Kota telah melewati beberapa SPBU yang padat pembeli. “Tadi saya sebelum di sini, lewati beberapa SPBU cukup padat, ini agak lumayan lengang,” jelasnya.

Senada dengan Jujun, Open (33) salah satu pengendara lainya mengemukakan, antrean pengendara untuk membeli BBM terjadi juga di SPBU dekat Rumah Sakit Intan Barokah. “Iya tadi juga di SPBU dekat rumah sakit Intan penuh banget yang antre beli pertalite, ” ungkapnya.

Bukan hanya itu, antrean ini juga dikarenakan BBM pertamax kosong sehingga hampir semua kendaraan memakai pertalite. “Mungkin karena pertamaxnya kosong jadi banyak antre di pertalite,” tandasnya.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai, kurs rupiah yang terus melemah dapat berdampak pada harga BBM di dalam negeri. Kenaikan harga BBM bergantung pada dua faktor yaitu jika rupiah terus melemah maka harga BBM dapat naik. Kedua, bila harga minyak mentah dunia naik maka kecil kemungkinan potensi harga BBM turun. “Kalau dilihat dari sisi nilai tukar rupiahnya, (harga BBM) malah naik harusnya, ini kalau dari kacamata rupiah. Kalau dari kacamata harga minyaknya ya tergantung rata-rata turun apa nggak,” ungkap Komaidi.
Komaidi menambahkan, perhitungan naik atau turunnya harga BBM di dalam negeri mengikuti formula pemerintah. Adapun formula yang digunakan adalah dengan perhitungan dua bulan ke belakang dari faktor-faktor harga minyak mentah maupun kurs untuk menentukan harga BBM pada satu bulan ke depan. Senada dengan itu, Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyebutkan bahwa pelemahan kurs dan melonjaknya harga minyak mentah dunia sangat berpengaruh pada harga BBM di Indonesia. Pasalnya, perhitungan keekonomian harga BBM subsidi maupun non subsidi berdasarkan tiga faktor utama yaitu harga minyak dunia, kurs rupiah, dan inflasi. “Inflasi masih terkendali lah, tapi dua variabel tadi bisa menyebabkan kenaikan harga keekonomian, baik dari (BBM) subsidi maupun non subsidi,” jelasnya. (fjr)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button