UPACARA : Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika saat memimpin upacara.
PURWAKARTA, RAKA – Jumlah ASN yang pensiun di Purwakarta tak sebanding dengan jumlah pegawai yang masuk. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Purwakarta, Asep Supriatna.
Menurutnya, kondisi ini menjadi masalah tersendiri karena banyak posisi yang mengalami kekosongan, meski nantinya dapat diisi oleh tenaga harian lepas (THL) atau honorer di sekolah.
Asep meyakini kondisi ini tidak hanya di Purwakarta namun kabupaten/kota lain juga dihadapkan dengan situasi yang sama. “Kalau dirata-ratakan jumlah ASN yang pensiun di Purwakarta setiap tahunnya dikisaran 250 sampai 300 orang,” ungkapnya, pada acara Kenduri Cinta Abdi Negara Tatanen, di Bale Atikan, Gedung Yudistira, Purwakarta, Senin (2/3).
Dia mencontohkan, pada 2019 misalnya, jumlah yang pensiun nyaris 300 orang, sementara kuota CPNS yang diberikan oleh pemerintan pusat hanya 169. Dari sisi itu saja tidak seimbang. “Memang ada perubahan regulasi pemerintah pusat ini pengarahnya kelihatannya ingin mengurangi jumlah ASN dan akan menambah jumlah P3K pada basis kompetensi, hanya memang kesulitan kita di sisi pengangkatan P3K ini dari APBD daerah, itu yang berat,” katanya.
Dia memprediksi, jika kondisi ini berlanjut makan kebutuhan pegawai akan semakin menjauh dari kebutuhan. Meski begitu, dia berharap pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan baru mengenai regulasi penambahan ASN, termasuk di Purwakarta. “Kuota ASN ditambah atau upah kerja P3K tidak dibebankan ke APBD daerah,” ujarnya.
Sementara itu, acara Kenduri Cinta Abdi Negara Tatanen di Bale Atikan Asep Supriatna menyerahkan hak tabungan hari tua (THT) kepada 19 ASN yang akan memasuki batas usia pensiun pada bulan Maret 2020 didampingi pihak PT Tabungan dan Asuransi Pensiun (Taspen). “Jumlah ASN yang pensiun 19 orang, didominasi tenaga pendididik, karena sebagian besar ASN di kita 7.071 orang, 4.000 di antaranya tenaga pendidik,” pungkasnya. (gan)
