HEADLINEKarawang

Sesama Pendemo Rusuh

TOLAK UU CIPTA KERJA: Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi kumpul di depan Pemda Karawang untuk menyuarakan penolakan terhadap UU Cipta Kerja.

Sejumlah Mahasiswa Hilang Kontak

KARAWANG, RAKA – Kisruh antarpendemo mewarnai aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa Karawang yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Pangkal Perjuangan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pemda Karawang, Kamis (8/10). Tak hanya dengan sesama pendemo, massa juga sempat bentrok dengan aparat kepolisian.

Setelah buruh, giliran mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Karawang berunjuk rasa menentang disahkankannya Undang-undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja di Pemda Karawang. Massa aksi unjuk rasa ini tiba di depan Kantor Pemda Karawang sekitar pukul 09.00 WIB setelah sebelumnya melakukan longmarch dari GOR Panatayudha. Selain mahasiswa dari sejumlah kampus di Karawang, sejumlah kelompok aktivis, geng motor, paguyuban ojek online bahkan pelajar juga turun dalam aksi tersebut.

Perwakilan mahasiswa dari setiap kampus secara bergantian melakukan orasi di hadapan massa. Unjuk rasa ini juga diwarnai teatrikal para aktivis Kamisan Karawang dengan membawa keranda bertuliskan #mosi tidak percaya. Sejumlah pelajar bahkan dipersilahkan untuk berbicara dihadapan massa aksi. “Bebasin teman saya pak polisi, kita lagi ulangan,” ucap pelajar tersebut terkait diamankannya sejumlah pelajar yang diamankan polisi dalam aksi unjuk rasa pada hari sebelumnya.

Jalannya unjuk rasa relatif kondusif selama penyampaian orasi. Memasuki waktu salat dDuhur para mahsisea ini beristirahat dan sebagian kecil melaksanakan salat di lokasi unjuk rasa. Selang satu jam orasi kembali dilanjutkan untuk menyampaikan pandangna politik para mahasiswa. Suasana memanas saat sejumlah mahasiswa membakar ban bekas sekitar pukul 12.45 WIB. Sebagian lainnya mulai terprovokasi dengan melemparkan gelas air kemasan, batu, dan flare ke barisan polisi yang berjaga di balik gerbang kantor Pemda. Barikade polisi yang saat itu belum dilengkapi nampak berhamburan menghindari lemparan batu.

Dalam tempo 30 menit jalannya unjuk rasa masih nampak tidak kondusif. Peserta unjuk rasa mulai mengguncang-guncang gerbang kantor Pemda Karawang sambil menyanyikan lagu yang demontrasi. Aparat kepolisian merespon dengan melantunkan Asmaul Husna dengan pengeras suara guna meredam suasana yang kian panas. Sementara barikade polisi pun akhirnya melengkapi pengamanan diri dengan tameng. Tak hanya dengan polisi, bahkan kekisruhan pun sempat terjadi antarpengunjuk rasa.

Melihat suasana yang semakin tidak kondusif, perwakilan mahasiswa Universitas Buana Perjuangan (UBP) Sofyan Nasution mencoba menenangkan mahasiswa dengan pengeras suara. Ia mengingatkan dalam aksi unjuk rasa ini tidak ada aksi anarkis sebagaimana telah disepakati dalam konsolidasi terbuka mahasiswa Karawang di kampus Universitas Singaperbangsa (Unsika) sehari sebelumnya. “Jangan memprovokasi satu sama lain,” ucapnya.

Dalam orasinya Sofyan melanjutkan unjuk rasa ini bukan untuk melakukan negosiasi dengan DPRD, sebab lembaga legislatif tersebut dikatakannya sudah tidak dapat dipercaya. Ia menekankan tujuan dari unjuk rasa ini adalah mosi tidak percaya terhadap lembaga legislatif dan melakukan sidang rakyat di dalam gedung DPRD. “Kita ingin para pelajar dibebaskan. Kita mendengar banyak teman-teman pelajar yang di-sweeping, kita jadikan itu sebagai tuntutan kita juga bung, teman-teman mahasiswa sudah menyepakati itu,” tuturnya.

Setelah itu para mahasiswa pun perlahan mundur dari gerbang kantor Pemda Karawang. Tepat pukul 14.00 WIB mahasiswa Unsika memutuskan untuk balik arah dan kembali ke kampus. Tak berapa lama mahasiswa dari kampus lainnya pun perlahan membubarkan diri sebelum sempat melakukan sidang rakyat dan tanpa membawa pulang pelajar yang diamankan kepolisian.

Usai aksi, dikabarkan sejumlah mahasiswa tidak diketahui keberadaannya dan hilang kontak. Bahkan, hingga pukul 18.17, koordinator aksi Yudhistira masih sibuk mencari keberadaan kawannya tersebut. “Sebentar ya, saya masih ngurusin kawan-kawan yang gak ada kabar,” singkatnya.

Kapolsek Karawang Kota Kompol Iwan Ridwan Saleh tidak mengetahui ada tidak mahasiswa yang diamankan saat unjuk rasa kemarin, pasalnya dia fokus pengamanan di dalam area Pemda Karawang. “Gak tahu aku di dalam, kalau yang di luar tidak tahu,” singkatnya.

Sementara itu, saat konferensi pers di Polres Karawang kemarin malam, Kasatreskrim AKP Oliesta Ageng Wichaksana menyebutkan, dari kegiatan pengamanan yang dilaksanakan selama tiga hari sejak Selasa (6/10). Pada Rabu (7/10) diamankan 33 orang dan Kamis (8/10) diamankan 108 orang, sehingga total yang diamankan 141 orang, 74 diantaranya masih di bawah umur yang merupakan 11 pelajar SLTP dan 40 pelajar SLTA/SMK, sisanya sudah tidak bersekolah. “Dari orang-orang yang diamankan, satu orang akan diproses lebih lanjut karena menyerang petugas saat diamankan dan juga dilakukan tes urine,” paparnya.

Ditambahkannya, ada kelompok-kelompok tertentu yang berusaha membuat kisruh saat pelaksanaan demo yang sudah berjalan sesuai konstitusi berjalan dengan tertib. “Ada penumpang gelap yang berusaha mengacaukan situasi. Kami sudah antisipasi sehingga aksi mereka tidak berhasil,” pungkasnya. (din/mra)

Related Articles

Back to top button