KARAWANG

Awas Marak Kosmetik Ilegal

  • Cek Detail Sebelum Membeli

KARAWANG, RAKA – Masyarkat perlu hati-hati dalam membeli produk kosmetik, soalnya saat ini marak kosmetik ilegal. Apalagi, di Karawang pernah ada produk kosmetik rumahan yang mengandung bahan berbahaya.

Sebagai bentuk dukungan dan partisipasi terhadap implementasi Undang-undang (UU) No 11 tahun 2017 dan Peraturan Presiden No 21 tahun 2019 tentang rencana aksi nasional pengurangan dan penghapusan merkuri. Badan Pengawasan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian kesehatan dan Kementerian Perdagangan menggelar penghalangan komitmen kosmetik bebas mercuri di Karawang, Selasa (27/8).

Kepala BPOM RI Penny K. Lukito mengungkapkan, berdasarkan hasil pengawasan selama tahun 2018, pihaknya sudah menemukan 126 miliar rupiah kosmetik ilegal. Temuan tersebut didominasi oleh produk kosmetik perawatan kulit dengan jenis dan bahan berbahaya. Termasuk di dalamnya ialah merkuri. “Ada 35 produk kosmetik yang mengandung merkuri. Ini menunjukan merkuri adalah bahan yang sering dicampurkan pada kosmetik,” kata Luki.

Hendri Siswadi, bidang penindakan BPOM mengatakan, produk kosmetik ilegal ialah kosmetik yang belum terdaftar di BPOM. Selain itu, kosmetik tersebut dalam pembuatannya tidak melalui standar proses dan kemungkinan besar dicampur merkuri. “Ini sudah beredar di seluruh Indonesia. Untuk itu jika membeli harus dilihat label BPOM. Khususnya kalangan muda harus lebih cerdas memilih kosmetik,” katanya.

Nurdin Hidayat, Plt Kepala Dinkes Karawang mengaku sulit memeriksa kosmetik berbahan merkuri. Namun diketahui di Karawang pernah ditemukan adanya pabrik rumahan kosmetik yang tidak berlabel BPOM. “Dulu pernah ada lima tahun lalu. Sampai sekarang belum ada. Semoga sekarang tidak produksi lagi, hari ini permasalahannya banyak sekali kosmetik yang dijual di online atau di kios,” kata Nurdin.

Untuk mencegah peredaran kosmetik yang mengandung merkuri, upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan ialah dengan sosialisasi kepada generasi milenial ke sekolah-sekolah.
“Sudah dua tahun kita juga ada program sosialisasi. Mengimbau kepada masyarakat, khususnya kalangan milenial agar lebih berhati-hati membeli kosmetik,” pungkasnya. (nce)

Related Articles

Back to top button